Mohon tunggu...
Meyranda Michella
Meyranda Michella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas pamulang

Berkembang baik, sebelum berkembang biak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Pengendalian Manajemen PT Hanjaya Mandala Sampoerna TBK.

19 Juni 2024   10:38 Diperbarui: 19 Juni 2024   10:56 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

struktur organisasi
struktur organisasi

2.5 Penganggaran dan Keuangan

     Setelah menggelar rights issue terbesar di Indonesia, raksasa produsen rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. kemudian mencetak rekor harga saham yang melambung ke level tertinggi sepanjang sejarah, lantaran pundi-pundi penghasilan yang kian menggunung.Saham emiten berkode HMSP tersebut memberikan imbal hasil mencapai 12,45% year-to-datedan 69,03% selama setahun. Pergerakan harga saham selama 52 pekan terakhir berada pada kisaran Rp64.429,70-Rp112.125,00 per lembar.Bahkan, saham HMSP mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah pada 9 Februari 2016 di level Rp112.125 per lembar. Kapitalisasi pasar hingga akhir pekan lalu pun meroket menyentuh Rp492,79 triliun.

    Saat melonjak tajam, pemegang saham utama HMSP, Philip Morris International Inc. mengumumkan kinerja sepanjang periode 2015. Rilis kinerja yang dipublikasikan melalui PT Bursa Efek Indonesia itu termasuk produksi dan laba H.M. Sampoerna.Induk usaha H.M. Sampoerna, Philip Morris International Inc., melaporkan produksi rokok di Indonesia periode 2015 naik tipis 0,1% cenderung stagnan sebanyak 109,8 miliar batang dari tahun sebelumnya 109,6 miliar batang.Secara keseluruhan, total volume penjualan rokok di Indonesia mencapai 314 miliar batang pada 2015. Volume tersebut stagnan dari periode tahun sebelumnya yang mencapai 314 miliar batang.

     Khusus kuartal III/2015, produksi H.M. Sampoerna hanya tumbuh 0,3% menjadi 27,94 miliar batang dari periode sebelumnya 27,87 miliar batang. Padahal, volume penjualan rokok di Indonesia tumbuh 3,3% pada periode yang sama menjadi 81,6 miliar batang dari sebelumnya 79 miliar batang.Pangsa pasar produk rokok HMSP sepanjang tahun lalu justru meningkat menjadi 35% dari sebelumnya 34,9%. Lonjakan market share terbesar terjadi pada produk Dji Sam Soe menjadi 7% dari tahun sebelumnya 6,3%.

H.M Sampoerna Diproyeksi Raup Laba Rp101,65 Triliun?

    Kinerja H.M. Sampoerna pada tahun ini menurut konsensus yang dirangkum Reuters menyebutkan proyeksi pendapatan HMSP sepanjang periode 2016 rerata mencapai Rp99,28 triliun. Penjualan HMSP diproyeksi mencapai kisaran Rp95,35 triliun hingga Rp101,65 triliun.Proyeksi konsensus yang dirangkum Reuters menyebutkan penjualan yang diraup HMSP selama kuartal I/2016 diperkirakan mencapai rerata Rp24,26 triliun. Analis J.P. Morgan Securities Singapore Private Limited Henry Tan memproyeksi pendapatan HMSP pada tahun ini mencapai Rp95,34 triliun, naik 7,4% dari perode 2015 yang mencapai Rp88,78 triliun. Laba bersih diperkirakan mencapai Rp12,61 triliun pada 2016, naik 16% dari proyeksi tahun lalu Rp10,87 triliun."Kunci meningkatnya risiko berbalik lantaran pertumbuhan volume yang lebih cepat dari ekspektasi dan kenaikan cukai yang lebih mampu ditangani oleh H.M. Sampoerna," tuturnya dalam riset belum lama ini.

     Dia menilai, HMSP merupakan pemimpin pasar dengan porsi 34,9% volume market share. Itu menjadi satu-satunya perusahaan rokok terbesar dalam 10 tahun terakhir.J.P. Morgan memerkirakan market share HMSP diproyeksi mencapai 35,6% pada 2017. Portofolio merek HMSP terus meningkat seiring dengan lonjakan pendapatan kelas menengah.Kepada J.P. Morgan, manajemen HMSP mengaku optimistis terhadap peluangpertumbuhan produk di Indonesia lantaran jumlah populasi orang dewasa yang terus bertambah dengan tingkat pendapatan yang melonjak.

     Kementerian Perindustrian memproyeksi pada 2020 mendatang, produksi rokok dari Indonesia mencapai 524 miliar batang. Angka itu melonjak 48% dari produksi 2014 sebanyak 352 miliar batang.Pada 2015, produsen rokok diberikan ruang untuk memproduksi hingga 338 miliar batang. Namun, impor tembakau diperkirakan masih saja meningkat dari 434.000 ton pada 2015 menjadi 599.000 ton pada 2020.Per semester I/2015, produksi industri rokok di Tanah Air terkoreksi 1,27% y-o-y dengan target 173 miliar batang sepanjang tahun. Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) menilai tahun 2015 lebih berat dibanding 2014 dengan adanya kenaikan tarif yang cukup besar serta kondisi perekonomian yang berdampak pada penurunan daya beli.

Kenaikan Cukai Jadi Tantangan HMSP?

    Tantangan bagi HMSP pada tahun ini adalah kenaikan cukai bagi sejumlah produk rokok di Indonesia. Kementerian Keuangan memastikan tarif cukai rokok mengalami kenaikan rata-rata 11,19% mulai 1 Januari 2016.Kepastian penaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) disampaikan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu Heru Pambudi setelah memperhitungkan aspek kesehatan, serta mengakomodisi kemampuan pabrik dan petani rokok.Pemerintah mengejar target penerimaan negara dari cukai dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 sebesar Rp146,4 triliun. Sebelum dipatok 11,19%, pemerintah sempat mempertimbangkan untuk menaikkan cukai rokok sebesar 23%, lalu turun menjadi 15%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun