"Sungguh, kami telah memuliakan anak cucu Adam dan Kami angkut mereka di darat dan di laut. Kami anugerahkan pula kepada mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna."
Singkatnya, Tanggung jawab bukan untuk kepentingan Allah SWT tetapi untuk kepentingan manusia agar tidak mengalami degradasi dan dehumanisasi menjadi seperti ternak setelah Allah SWT memuliakannya dan melebihkannya dari makhluk-makhluk lain. Allah SWT berfirman dalam QS. Al A'Raf [7]: 179
 "Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan banyak dari kalangan jin dan manusia untuk (masuk neraka) Jahanam (karena kesesatan mereka). Mereka memiliki hati yang tidak mereka pergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan memiliki mata yang tidak mereka pergunakan untuk melihat (ayat-ayat Allah), serta memiliki telinga yang tidak mereka pergunakan untuk mendengarkan (ayat- ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah."
Keenam, Tanggung jawab manusia kepada Allah diwujudkan dengan mendekatkan diri kepadanya. Allah SWT sangat dekat dengan manusia melebihi kedekatan manusia dengan urat lehernya sendiri. Allah SWT berfirman dalam QS. Qaf [50]: 16
"Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh dirinya. Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya."
Meskipun Allah SWT sangat dekat dengan manusia, tetapi manusia sering tidak menyadari kedekatan Allah SWT dengan dirinya Karena terhalang oleh dosa-dosa yang dilakukannya. Oleh sebab itu mendekatkan diri kepada Allah SWT harus dimulai dengan tazkiyat Al nafs, menyucikan jiwa dengan dzikir, istighfar, dan berdoa yang dipadukan dengan salat, puasa, dan sedekah.
Terima kasih kepada:
Allah SWT.
Dosen pembimbing akhlak tasawuf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Dr.Hamidullah Mahmud, Lc. M.A.
Seluruh pembaca artikel ini.
Referensi:
Ismail, Asep Usman. 2023.Kuliah Akhlak Tasawuf, cet.1, h.156-165 .Jakarta:PT.Bumi Aksara