Mohon tunggu...
Mex Rahman
Mex Rahman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Son-Brother-Friend

Bermimpi tiduri Monica Bellucci

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Inter Milan akan Turun dari Puncak Klasemen

24 Februari 2021   22:40 Diperbarui: 27 Februari 2021   13:01 1465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Romelu Lukaku, Arturo Vidal, dan Roberto Gagliardini merayakan gol dalam laga Benevento vs Inter Milan pada partai tunda pekan pertama Liga Italia 2020-2021 yang digelar di Stadion Ciro Vigorito, Rabu (30/9/2020). (AFP/GETTY IMAGES/FRANCESCO PECORARO via kompas.com)

Inter Milan berhasil memperlebar jarak dari pesaing terdekatnya, yaitu AC Milan di papan klasemen sementara Serie A setelah pada giornata 23 menaklukkan AC Milan dengan skor telak, 3-0.

Dalam laga bertajuk derby Della Madonnina tersebut Inter Milan mengungguli rival sekotanya, AC Milan lewat sepasang gol yang diciptakan oleh Lautaro Martinez dan satu tambahan gol lainnya dicetak oleh Romelu Lukaku. 

Berkat kemenangan ini, Inter semakin nyaman menduduki tangga teratas klasemen Serie A dengan 53 poin, selisih 4 angka dari AC Milan yang menguntit di posisi kedua.

Penampilan para pemain Nerazzuri saat menjalani laga pekan-23 ini memang layak mendapatkan banyak pujian. Dimulai dari performa ciamik Samir Handanovic yang melakukan 8 penyalamatan penting sehingga dalam laga itu gawangnya tetap perawan. 

Selain itu, perannya saat membantu Inter melakukan deep build-up juga sangat sempurna sehingga serangan yang dibangun pasukan Biru-Hitam dapat berjalan sesuai rencana, seperti yang terjadi pada gol kedua dalam match tersebut.

Tak hanya Handanovic yang tampil gemilang dalam laga tersebut, penampilan duet striker Lukaku dan Lautaro yang semakin tajam juga layak mendapat kredit. 

Christian Eriksen yang semakin memahami apa yang diinginkan Conte di lapangan juga turut berperan dalam kemenangan tersebut. Tak lupa, penampilan impresif Ivan Perisic dengan dua assist-nya dan penampilan apik Barella yang sukses menjalankan perannya dengan sempurna sebagai mezzala.

Sebagai penggemar berat Inter Milan, hal tersebut di atas tentunya membuat saya senang. Inter berada di puncak dengan jarak yang semakin lebar, penampilan pemain yang kian bagus, dan Inter menang.

Ditambah lagi Inter hanya mengikuti satu kompetisi yaitu liga Italia yang bisa membuat Inter lebih fokus daripada kompetitor lainnya yang masih mengikuti lebih dari satu kompetisi adalah sesuatu yang membuat fans bahagia.

Namun di balik semua kebahagian itu, terselip rasa khawatir dan takut. Mengingat kompetisi masih berjalan dalam waktu yang cukup lama. Masih ada 15 laga yang harus dijalani setiap tim di liga Italia.

Kekhawatiran dan ketakutan itu tidak lain adalah seperti menimpa AC Milan, yaitu penurunan performa. Seperti yang telah diketahui, AC Milan tampil impresif sejak awal kompetisi. 

Tim besutan Stefano Pioli ini memuncaki klasemen sampai akhir putaran pertama. Namun sejak dimulainya putaran kedua, Milan mengalami penurunan performa yang sangat signifikan. 

Jika penampilan Milan tidak mengalami perubahan, maka bisa mengakhiri musim dengan bertengger di empat besar adalah suatu hal yang harus disyukuri.

Kemerosotan performa yang dialami oleh AC Milan, sangat berpotensi dialami juga oleh Inter Milan.

Berikut adalah beberapa masalah yang bisa membuat Inter Milan turun dari puncak klasemen liga Italia Serie A:

1. Gaya bermain Inter Milan.

Ilustrasi: inter.it
Ilustrasi: inter.it

Antonio Conte sebagai pelatih Inter Milan selalu turun dengan formasi yang sama yaitu 3-5-2. Pendekatan yang dilakukan saat bertahan adalah dengan melakukan medium block atau bahkan deep block yang dikombinasikan dengan pressing agresif dan transisi positif yang cepat dengan jarak pemain antar lini yang rapat.

Ketika berhasil merebut bola, maka Inter langsung melakukan direct pass dengan mengandalkan skill dan keunggulan fisik Lukaku untuk mengancam area pertahanan lawan yang hanya tinggal diisi oleh sedikit pemain bertahan.

Saat Inter menyerang, mereka selalu melakukannya dari belakang. Bola sengaja dimainkan di area pertahanan sendiri dengan melibatkan kiper untuk memancing pemain lawan melakukan pressing. 

Setelah berhasil melewati lini pertama pressing lawan, bola langsung dikirim ke depan dengan target Lukaku/Lautaro. Atau menciptakan overload pemain di salah satu sisi sayap sebelum akhirnya melakukan switch/ memindahkan arah serangan.

Gaya bermain seperti ini sangat efektif jika lawan yang dihadapi adalah tim besar dengan kualitas serangan yang baik. Inter hanya menunggu lalu melakukan counter attack. Taktik ini terbukti ampuh, seperti saat Inter melumat Juventus, Lazio, dan AC Milan.

Namun taktik ini tidak bisa berjalan ketika tim yang dihadapi menerapkan gaya main bertahan. Itulah kenapa Inter selalu kesulitan ketika berhadapan dengan tim papan bawah. Taktik Inter hanya bisa berjalan lancar ketika lawan menguasai bola.

Taktik menyerang Inter juga hanya bisa berjalan ketika lawan terpancing melakukan pressing saat Inter melakukan deep build-up. Jika lawan tidak terpancing merebut bola, maka Inter dalam masalah besar, karena serangan Inter tidak banyak variasi.

Tentunya hal tersebut di atas bisa membuat Inter kehilangan poin saat menghadapi tim papan tengah ke bawah. Selain itu, karena Conte selalu memakai taktik yang sama, maka lawan akan dengan mudah mengatisipasinya. Dengan kata lain, taktik Conte mudah usang dan membuat Inter "kehabisan bensin" di tengah jalan.

2. Mental juara tim.

Inter Milan sudah sangat lama tidak berada di papan atas klasemen. Hal ini bisa membuat Inter kehilangan mental juara yang dulu pernah dimilikinya.

Sudah lama Inter tidak merasakan bagaimana mempertahankan posisi puncak, bagaimana menghadapi kejaran lawan di bawahnya. Ini bisa membuat para pemain Inter panik. 

Dan taktik Conte yang sudah usang bisa membuat Inter kehilangan banyak poin saat melawan tim papan tengah ke bawah, ini tentunya berdampak pada kepercayaan diri para pemainnya menjadi terpuruk.

Mental juara yang sudah lama hilang, bisa membuat Inter Milan turun dari puncak klasemen.

3. Kebangkitan Juventus.

Ancaman serius bagi Inter Milan adalah Juventus. Juventus adalah raja Serie A. Sudah 9 musim beruntun mereka keluar sebagai juara liga Italia. Mental juaranya sudah terbentuk dengan sempurna. 

Selisih 8 poin dengan Inter dan masih mempunyai 1 tabungan pertandingan yang belum dimainkan, bukanlah jarak yang jauh bagi Juventus untuk mengejar Inter.

Juve pasti akan bangkit di sisa musim 2020/2021. Mereka tidak akan melepas begitu saja, gelar kesupuluh secara beruntun yang tinggal selangkah lagi diraihnya. 

Mereka punya mental juara, mereka tahu apa yang harus dilakukan saat dalam kondisi tertekan, dan mereka mempunyai insting membunuh di setiap laga yang dijalaninya.

Inter Milan harus mewaspadai masalah ini, jika tidak ingin turun dari puncak klasemen.

4. Keterpurukan Inter Milan dari segi finansial.

Inter Milan memang selalu akrab dengan masalah finansial. Kondisi ini semakin diperburuk oleh pandemi yang tak kunjung usai, membuat pemasukan klub dari penjual tiket menurun drastis. Di sisi lain Inter juga harus membayar gaji pemain yang terbilang cukup tinggi.

Selain itu, pandemi yang tak kunjung usai membuat pemerintah China melarang warganya melakukan investasi besar di luar negeri. Naasnya bagi Inter, sang pemilik adalah warga negara China. Hal ini membuat Suning Group selaku pemilik Inter, berencana akan menjual klub dalam waktu dekat.

Tentunya masalah finansial ini dapat berpengaruh bagi pemain Inter Milan yang sedang fokus meraih scudeto yang terakhir kali mereka raih di tahun di musim 2009/2010.

Masalah yang sedang menimpa Inter Milan memang sangat pelik dan kompleks. Ini tentunya menjadi PR besar bagi Antonio Conte yang mempunyai tugas meraih kembali kehormatan Inter yang sudah lama hilang dengan menjuarai liga Italia Seria A.

Jika Conte tidak bisa mengatasi masalah ini di lapangan, maka penggemar Inter Milan harus kembali bersabar untuk melihat tim kesayangannya kembali mengangkat trofi Serie A.

Salam,
-Mex'r-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun