Tim besutan Stefano Pioli ini memuncaki klasemen sampai akhir putaran pertama. Namun sejak dimulainya putaran kedua, Milan mengalami penurunan performa yang sangat signifikan.Â
Jika penampilan Milan tidak mengalami perubahan, maka bisa mengakhiri musim dengan bertengger di empat besar adalah suatu hal yang harus disyukuri.
Kemerosotan performa yang dialami oleh AC Milan, sangat berpotensi dialami juga oleh Inter Milan.
Berikut adalah beberapa masalah yang bisa membuat Inter Milan turun dari puncak klasemen liga Italia Serie A:
1. Gaya bermain Inter Milan.
Antonio Conte sebagai pelatih Inter Milan selalu turun dengan formasi yang sama yaitu 3-5-2. Pendekatan yang dilakukan saat bertahan adalah dengan melakukan medium block atau bahkan deep block yang dikombinasikan dengan pressing agresif dan transisi positif yang cepat dengan jarak pemain antar lini yang rapat.
Ketika berhasil merebut bola, maka Inter langsung melakukan direct pass dengan mengandalkan skill dan keunggulan fisik Lukaku untuk mengancam area pertahanan lawan yang hanya tinggal diisi oleh sedikit pemain bertahan.
Saat Inter menyerang, mereka selalu melakukannya dari belakang. Bola sengaja dimainkan di area pertahanan sendiri dengan melibatkan kiper untuk memancing pemain lawan melakukan pressing.Â
Setelah berhasil melewati lini pertama pressing lawan, bola langsung dikirim ke depan dengan target Lukaku/Lautaro. Atau menciptakan overload pemain di salah satu sisi sayap sebelum akhirnya melakukan switch/ memindahkan arah serangan.
Gaya bermain seperti ini sangat efektif jika lawan yang dihadapi adalah tim besar dengan kualitas serangan yang baik. Inter hanya menunggu lalu melakukan counter attack. Taktik ini terbukti ampuh, seperti saat Inter melumat Juventus, Lazio, dan AC Milan.