Terlebih pelatih berkebangsaan Argentina ini belum pernah sekalipun mempersembahkan trofi bagi tim yang diasuhnya.
Gaya permainannya adalah menyerang dengan mengandalkan kolektifitas tim yang dipadukan dengan kemampuan individu pemain.
Formasi yang sering digunakan, sama seperti Koeman yaitu 4-2-3-1 dan 4-3-3 tapi sangat berbeda dalam sistem dan pendekatan.
Berkaca pada profil pelatih kedua kesebelasan, dari segala aspek mulai dari raihan trofi, jam terbang, cara menyelesaikan permasalahan, dan taktik/strategi, Koeman masih berada di atas Pochettino.
Bagaimana cara kedua pelatih mengatasi permasalahan timnya masing-masing? Tim mana yang nantinya akan keluar sebagai pemenang? Masihkah nama besar Barcelona masih mempunyai pamor di Eropa? Atau PSG yang tampil tanpa bintangnya yang justru mampu menodai nama besar Barca? Kita nantikan jawabannya dalam duel bergengsi Nama Besar vs Kekuatan Tanpa Bintang, Barcelona vs Paris Saint-Germain, Rabu (17/2/2021) dinihari WIB.
Salam,
-Mex'r-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H