Aldo hanya terdiam dan menundukkan kepala.
"Do, aku sudah melangkah jauh ke depan. Anakku aja tahun depan sudah masuk SD, ya emang telat sih aku punya anak. Aku juga mau melangkah ke depan Do. Yang terbaik buatmu saat ini adalah melanjutkan hidup. Cari cewek yang baik, jadikan dia istrimu. Aku yakin ga ada cewek yang mampu menolakmu sekarang. Ya Do!", ucap Karil lirih.
Lagi-lagi Aldo hanya diam.
"Do, hidupmu itu sangat berharga, jangan kamu sia-siain. Kamu bukan Florentino Ariza, Do. Kamu juga tidak hidup di film 'Love in the Time of Cholera', tapi kamu hidup di dunia 'Love in the Time of Corona', Karil.
Aldo tertawa mendengar pernyataan Karil.
"Wabah penyakit aja udah berubah Do. Dulu kolera sekarang korona. Masa kamu ga berubah Do? 10 tahun ngobrol sama kursi kosong. Kamu gila?", Karil.
Aldo tertawa tapi air matanya jatuh membasahi pipinya.
"Aku harus kembali ke suamiku. Kamu harus janji untuk ngelupain aku", ucap Karil lirih.
Aldo hanya diam.
"Janji.", pinta Karil sekali lagi dengan air mata yang menggenamg di ujung kelopak matanya.
"Aku janji.", jawab Aldo tegas.