Mohon tunggu...
Mex Rahman
Mex Rahman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Son-Brother-Friend

Bermimpi tiduri Monica Bellucci

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kartu As

2 Februari 2021   19:29 Diperbarui: 2 Februari 2021   19:33 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Matahari baru saja menyembunyikan dirinya, namun jalanan masih padat. Lampu-lampu kota sudah mulai menyala. Klakson-klakson dari kendaran yang memenuhi jalan masih saja berbunyi dengan nyaringnya.

Pria itu tak menghiraukan semua kekacauan tersebut. Pria yang belum terlalu tua itu duduk di kursi belakang mobilnya. Pandanganya kosong mengarah ke jendela mobil. Kemudian dia meraih kartu remi yang tersimpan di saku kemeja. Kartu itu terlihat sudah tua namun terawat dengan baik. Dibukanya kartu itu, lalu diambilnya kartu as waru yang di baliknya terdapat sebuah tanda tangan. Dia memandanginya, kemudian tersenyum dengan senyuman yang ada sedikit kepahitan di dalamnya.

"Pak, nanti mampir sebentar di Ceyda ya", ucapnya lirih.
"Iya tuan", jawab sopirnya.

Tak lama kemudian, mobil yang ditumpanginya belok ke halaman sebuah bangunan megah bertuliskan Ceyda Resto.

Pria itu turun dari mobilnya, Range Rover warna hitam dan berjalan ke arah pintu masuk. Langkahnya ragu-ragu seperti ada ketakutan. Sesampainya di ujung halaman dekat pintu masuk restoran, pria itu menghentikan langkahnya sambil menatap dalam-dalam tulisan Ceyda Resto yang bersinar dipenuhi lampu.

"Silakan Tuan", sapa pelayan restoran.
Pria itu hanya menganggukkan kepala kemudian melanjutkan langkahnya mengikuti pelayan restoran.

"Meja nomor 3 kan, Tuan", ucap ramah pelayan restoran.
Pria itu menatap pelayan tadi yang diikuti gerakan mengangguk kepala tanda setuju. Dia kemudian duduk di sofa, meja nomor 3.

"Dua porsi Yayla Kebab, dua Baklava, dua Blue Ayran. Satu porsi Yayla kebab tidak pakai yogurt", ucap pelayan itu sambil mencatatnya.

"Lho, Anda kok tahu?", tanya lirih pria tadi dengan raut wajah agak heran.

"Maaf Tuan. Setiap tanggal 1 Juni, Tuan selalu datang ke restoran ini sendirian di tanggal yang sama, jam yang sama, meja yang sama dan menu yang sama. Tuan sudah melakukannya selama 10 tahun terakhir. Sekarang tanggal 1 Juni, Tuan", pelayan tadi menjelaskan.

Pria tadi tersenyum sedikit dan berkata, "Anda benar".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun