Mohon tunggu...
Meta Safitri
Meta Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Malikussaleh

Mahasiswa Universitas Malikussaleh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Rekam Jejak Kemalikussalehan dan Penerapan Pilar Akademis bagi GEN-Z

6 Desember 2024   00:16 Diperbarui: 6 Desember 2024   00:26 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi isi Museum Islam Samudera Pasai (sumber:kamera penulis)

Rekam Sejarah Kemalikussalehan Ditinjau dari Kuliah Lapangan Penulis ke Museum Islam Samudera Pasai.

Sultan Malikussaleh merupakan pendiri Kerajaan Samudera Pasai di Aceh, yang dikenal sebagai kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara. Beliau dikenal sebagai penguasa yang adil, bijaksana, dan sangat dihormati oleh rakyatnya. Selain sebagai pemimpin politik, Sultan Malikussaleh juga merupakan tokoh agama yang berperan dalam menyebarkan ajaran Islam di wilayahnya. Dengan kepemimpinan yang kuat dan taat beribadah, beliau berhasil mengangkat kejayaan Kerajaan Samudera Pasai sehingga dikenal hingga ke mancanegara. Keberadaannya tidak hanya dikenang sebagai sosok pemimpin yang berwibawa, tetapi juga sebagai seorang pemimpin yang memiliki kearifan lokal dan ketakwaan yang tinggi.

Sultan Malikussaleh memiliki sifat: "Kubur ini kepunyaan hamba yang dihormati, yang diampuni, yang taqwa, yang menjadi penasihat, yang terkenal, yang berketurunan, yang mulia, yang kuat beribadah, pernakluk, yang bergelar Sultan Malikussaleh".

Dengan latar belakang ini, makalah ini bertujuan untuk mengulas konsep-konsep dasar tersebut, serta aplikasinya dalam berbagai situasi fisika, untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang interaksi dan gerakan benda.

Kerajaan Islam ini mulai tumbuh pada abad ke-13 di bawah penguasa pertamanya bernama Marah Silu, yang bergelar Sultan Malik Al-Saleh (1270-1297). Sebagai kerajaan Islam, raja-raja yang memerintah bergelar sultan. Dalam sejarahnya, ada pula penguasa perempuan yang memegang tampuk kekuasaan dengan gelar sultanah.

Kerajaan Samudera-Pasai dari sejak berdirinya hingga empat generasi kemudian masih menggunakan sistem politik kerajaan (1042-1210) di mana para rajanya bergelar Maharaja (suatu sebutan yang berasal tradisi Hindu dari India). Para Maharaja yang memerintah pada masa itu adalah:

(1) Maharaja Mahmud Syah, berkuasa dari tahun 1042 hingga 1078

(2) Maharaja Mansur Syah, berkuasa dari tahun 1078 hingga 1133

(3) Maharaja Khiyasyuddin Syah, berkuasa dari tahun 1133 hingga 1155; dan

(4) Maharaja Nurdin Sultan Al-Kamil, berkuasa dari tahun 1155 hingga 1210.

Dari Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-raja Pasai, berikut ini para sultan dan sultanah yang pernah memimpin Kerajaan Samudera Pasai. Sultan Malik Al-Saleh (...-1297) Sultan Muhammad Malik Az Zahir atau Sultan Malik al Tahir I (1297-1326) Sultan Mahmud Malik Az Zahir (1346-1383) Sultan Zainal Abidin Malik Az Zahir (1393-1405) Sultanah Nahrisyah atau Nahrasiyah (1405-1412) Abu Zaid Malik Az Zahir (1412-...) Mahmud Malik Az Zahir (1513-1524) Selain dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-raja Pasai, nama sultan dan sultanah, kecuali Sultan Malik Al-Saleh, juga tercantum pada mata uang kerajaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun