Mohon tunggu...
Meta Safitri
Meta Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Malikussaleh

Mahasiswa Universitas Malikussaleh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Rekam Jejak Kemalikussalehan dan Penerapan Pilar Akademis bagi GEN-Z

6 Desember 2024   00:16 Diperbarui: 6 Desember 2024   00:26 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi isi Museum Islam Samudera Pasai (sumber:kamera penulis)

Kursus dan Sertifikasi Keterampilan: Banyak Gen Z yang mengikuti kursus atau bootcamps untuk mendapatkan keterampilan tertentu, seperti desain grafis, pemasaran digital, atau pemrograman komputer. Platform seperti Udemy, LinkedIn Learning, atau bootcamps khusus menjadi populer di kalangan Gen Z untuk memperoleh keterampilan praktis yang langsung relevan dengan dunia kerja.

3. Keterlibatan dan Kolaborasi

Pembelajaran Kolaboratif: Gen Z lebih suka bekerja dalam tim dan belajar melalui diskusi atau kolaborasi. Pendekatan ini dapat diterapkan dalam kelas melalui tugas kelompok atau diskusi online. Platform seperti Microsoft Teams atau Slack memungkinkan kolaborasi jarak jauh dalam kelompok.

Penggunaan Media Sosial untuk Belajar: Gen Z sering menggunakan media sosial sebagai alat untuk berbagi informasi dan berdiskusi tentang topik akademik. Misalnya, mereka mungkin menggunakan grup Facebook atau Telegram untuk belajar bersama, berbagi sumber daya, atau bahkan mengadakan sesi belajar online.

4. Keseimbangan antara Pendidikan dan Kesehatan Mental

Pendidikan yang Menjaga Kesejahteraan: Banyak sekolah dan universitas sekarang mengintegrasikan dukungan kesejahteraan mental dalam kurikulum mereka, seperti menyediakan konseling untuk siswa, serta program untuk mengurangi stres akademik. Contohnya adalah penggunaan mindfulness atau sesi pelatihan manajemen waktu untuk membantu siswa mengatasi tekanan akademik.

Fleksibilitas dalam Pembelajaran: Pembelajaran yang lebih fleksibel, baik dalam hal waktu maupun lokasi, memberikan Gen Z kebebasan untuk mengatur keseimbangan antara belajar dan kehidupan pribadi mereka. Program blended learning, yang menggabungkan pembelajaran daring dan tatap muka, adalah contoh penerapan ini.

5. Aksesibilitas dan Inklusivitas

Pendekatan yang Menyediakan Akses untuk Semua: Pendidikan yang inklusif menjadi fokus penting. Banyak lembaga pendidikan mulai menawarkan materi yang dapat diakses oleh semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Misalnya, penggunaan teks ke suara, subtitle pada video pembelajaran, dan materi yang ramah disabilitas.

Keberagaman dalam Kurikulum: Gen Z sangat menghargai keberagaman dan inklusivitas, baik dalam hal latar belakang budaya, etnis, maupun gender. Kurikulum yang mengintegrasikan berbagai perspektif budaya dan memberikan representasi yang lebih luas dari berbagai kelompok sosial akan lebih menarik bagi mereka.

Generasi Z memiliki tantangan untuk menyeimbangkan antara kemajuan teknologi dan pentingnya etika serta moralitas. Oleh karena itu, rekam jejak kemalikusalehan penting untuk membentuk karakter mereka, yang melibatkan sikap saling menghargai, tanggung jawab, dan kejujuran dalam setiap aspek kehidupan dan Penerapan Pilar Akademis sangat penting bagi siswa ataupun mahasiswa. Pendidikan harus lebih dari sekadar pencapaian akademik ia harus mencakup pengembangan karakter yang mencakup nilai-nilai kemalikusalehan. Ini penting untuk membantu Gen-Z menghadapi tantangan moral dan sosial yang dihadapi di era digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun