Secara umum, orang-orang di balik layar itu, di antaranya adalah seorang sinematografer, penata rias dan busana, dan editor. Ketika dilihat bentuk final dari serial ini yang sudah dapat disaksikan melalui platform streaming Netflix, maka dapat dikatakan bahwa orang-orang di balik layar dari serial ini bisa diakui memiliki kecakapan yang luar biasa di bidangnya masing-masing.
Sinematografi yang disuguhkan di dalam serial Netflix First Love 初恋 ini sungguh sangat elok dan sama sekali tidak terlihat “kecanggungan atau kekakuan” pada setiap adegan-adegan yang direkam.
Dari sini pun dapat diketahui bahwa sang sinematografer benar-benar terlihat sangat totalitas dalam mengeluarkan seluruh potensinya, sehingga tidak perlu dipertanyakan lagi apabila ketika menyaksikan serial ini dari episode satu hingga episode sembilan akan senantiasa dibuat terkagum-kagum dengan setiap adegan yang diambil dengan menggunakan berbagai macam variasi camera shot, yaitu wide shot, medium shot, close up, dan lain sebagainya.
Di antara ketiga variasi camera shot yang digunakan oleh sinematografer, ada satu variasi camera shot yang benar-benar membuat terkesan dan sangat berciri khas di dalam serial ini, yaitu wide shot. Wide shot ini digunakan pada setiap adegan-adegan yang berlangsung di latar tempat yang luas.
Digunakannya variasi camera shot tersebut membuat pemandangan dan adegan yang sedang berjalan pun dapat tertangkap secara keseluruhan dengan begitu baik dan sempurna.
Kedua objek yang tertangkap oleh kamera wide shot biasanya akan menciptakan kesan yang kuat dan juga akan memberi kesan seperti seolah-olah sedang menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan di antara dua objek tersebut, seperti adegan ketika Yae sedang berlari sendirian di sebuah jalan yang di kanan-kirinya terdapat banyak bebatuan yang ditutupi salju.
Momen tersebut pun terlihat begitu dramatis dan juga indah karena keterampilan dari sinematografer yang memilih menggunakan kamera wide shot sekaligus memadukannya dengan menggunakan angle bird eye, sehingga membuat Yae yang sedang berlari nampak begitu kecil, sedangkan sebagai gantinya sebuah jalan pun nampak terlihat begitu panjang dan juga membuat hamparan bebatuan yang ditutupi salju menjadi terlihat semakin luas.
Dapat dipahami bahwa seluruh objek-objek yang tertangkap oleh kamera wide shot tersebut seolah sedang memperlihatkan bagaimana perjuangan Yae yang begitu keras dalam menemukan keberadaan Harumichi, sang cinta pertama, yang telah kembali di dalam ingatannya, sekalipun Harumichi di tempat yang sangat jauh dari keberadaannya.
Tiada henti-hentinya mulut ini memuji serial garapan dari sutradara Yuri Kanchiku ini sebab memang seperti tidak ada celah sedikitpun untuk tidak menyukainya.
Lagi-lagi serial ini membuat terkesan pada aspek lainnya, yaitu pada aspek tata rias dan juga tata busana. Walaupun tidak mengetahui secara mendalam mengenai tata rias maupun tata busana, tapi sungguh sebagai orang awam, melihat dan menilai riasan dan busana yang digunakan oleh para aktor di serial ini mempunyai daya tarik tersendiri.
Riasan yang digunakan sangat natural dan sangat cocok dengan kontur wajah dari setiap pemeran serta riasan juga selalu disesuaikan dengan nuansa yang sedang dibangun di masing-masing adegan.