Mohon tunggu...
M. Edy Sunarto
M. Edy Sunarto Mohon Tunggu... profesional -

Jawa asli, masa kecil & sekolah di Jawa Timur. Be cheerful. edysmartpro@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nikita Mirzani dan Buaya Tanggung

4 Januari 2016   10:40 Diperbarui: 8 Januari 2016   05:00 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oom: "Mbak, tolong dong lekas kasih saya kepastian. Jadi mau dikasih ke saya atau tidak? Dari tadi menunggu, secara tempat mestinya saya turun sudah lewat jauh......"

Mendengar itu, MNM menatap sejenak si oom, paham belaka melihat mimik wajah pria yang mendamba. Lalu malah dengan menyunggingkan senyum 'ala NM aslinya ketika sangsi emangnya punya 65jt nih si oom, lalu balik menoleh ke anaknya dan berucap begini.

"Nah, dengar sendiri tuh nak.... Kalau kau masih saja rewel terus, oomnya beneran ngarep.com kan....," ucapnya membuat si oom Buaya Tanggung blingsatan tak keruan.

Lontaran kisah di atas langsung saja diterkam para buaya lapar. Bukannya saling bergaya bagai buaya yang seolah berebut MNM, melainkan cukup sekedar beradu komentar. Demikian itulah.

Samsi: Sobat Harry, itu tadi pengalaman pribadi yah??
Indro: Itu cerita orang koq sobat Samsi...

Ane: Sebelum sempat menuliskan tuturan ceritanya, sobat Harry yang juga duduk dalam angkot itu tentunya menyempatkan melirik dan membuktikan. Menjadi tahu benar. Sempat ikutan terbit selera dan menelan liur sendiri duluan gak yah?
Indro: Sobat Rief.... Seperti jaman kuliah dululah, tatkala menumpang bemo dari jalan Bandung ke kampus Dinoyo.... Eh...ralat: sobat Ed..

Samsi: Hehehe....... Sobat Harry mengisahkan pengalaman pribadinya sendiri.
Ane: Hahahahaha..... Iya, jika menumpang bemo ada saja peluang beroleh rejeki. Tapi ya........ masak sih sobat Harry baru turun di soto Ngelo?

Indro: Hua..ha..ha..ha..haaa.... Sebentar seusai ketawa, ijinkan aku mau menyeruput kopi dulu sobat..

Berikut ini adegan beralih dari Malang ke Surabaya. Maka topiknya pun menjadi: Banyolan Suroboyo Asli. Silakan simak.


MATA LEBAM

Waktu bertemu berbarengan mengeringkan keringat terpapar panas mentari yang benar-benar terik siang itu, Bejo menampak Bunali matanya bengkak seperti habis ditempelengi orang.

"Kenapa matamu itu?" tanya Bejo mengawali perbincangan.
Bunali: "Kejadiannya kemarin cak, pas akan beli tiket kereta di Stasiun Pasar Turi. Mengantrilah seperti biasanya. Berdiriku di belakang seorang perempuan yang perawakannya semok tinggi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun