Mohon tunggu...
M. Edy Sunarto
M. Edy Sunarto Mohon Tunggu... profesional -

Jawa asli, masa kecil & sekolah di Jawa Timur. Be cheerful. edysmartpro@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

“Ngompreng”

29 November 2015   21:24 Diperbarui: 27 Desember 2015   00:03 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="CEWEK UNIK 20151129 Sedia Menanti Dalam Kamar_farm9.staticflickrdotcom"][/caption]

"Ngompreng"

 

Dua pasutri muda berkumpul dan mengisi waktu penghujung hari dengan bermain gaple. Tanpa sengaja beberapa lembar kartu lepas dari jepitan jemari Joner jatuh ke lantai. Sewaktu dia membungkuk untuk mengambil kartunya, pemandangan indah di luar sangkaannya terpampang. Sandra, istri Danang, di balik rok mininya tidak ada pembungkus lain yang dia pakai!

Saking terkejutnya, Joner sampai kejedot jidatnya ke tepian meja. Dan ketika kembali duduk di kursinya, ada memar menambah semburat merah di wajahnya oleh sedikit rasa jengah. Belakangan ketika Joner ke dapur mengambil minuman segar, Sandra membuntuti. Keduanya lantas berbincang sejenak selagi di sana.

Sandra: "Aku perhatikan kau sepertinya agak jengah dan menahan gugup tatkala bangkit dari mengambil balik kartu-kartumu yang jatuh ke lantai di bawah meja tadi."
Joner: "Maaf. Ke mana arah bicaramu?"

Sandra: "Ah..... Kenapa mesti rikuh begitu kau Jon. Biasa sajalah. Pastinya sewaktu membungkuk di bawah meja tadi, kau lihat sesuatu yang kau suka. Bukan begitu?"
"Ya, benar sekali,"
Joner akhirnya memilih untuk mengaku saja.

Sandra: "Kalau mau kau boleh mencicipi lhoh, tapi ya nggak gratisan."
Joner: "Maksudmu kau buka persewaan?"

Sandra: "Ihh... Teganya kau menyebut begitu ke teman sendiri? Terus terang saja ada yang menarik padamu dan aku penasaran."
Joner: "Nah, semestinya jadi impas dong. Bukankah kita sama-sama ingin?"

Sandra: "Ambil tawaranku Jon, atau boleh lupakan saja omong kosong kita ini."
Joner: "Oke, oke. Jangan ngambekanlah. Kau bilang tadi gak gratis, berapa lantas?"

Sandra: "Meski untuk waktu terbatas, oleh karena ada ketertarikan, kau boleh berikan USD 100 untuk memilikiku."
Joner: "Kita di negara sendiri San, kenapa gak pake rupiah saja?"


Sandra: "Sori yah, aku gak buka praktek umum, kau tahu itu Joner. Ambil tawaranku. Atau lupakan."
Joner: "Hahahahah....... istilahmu asyik juga San. Oke. Aku ambil. Kapan?"

Sandra: "Danang piket ngantor Sabtu lusa ini, kau libur kan?"
Joner: "Ya aku libur. Tapi sebentar, telanjur ada janji sepertinya. Pagi saja agaknya."

Sandra: "Ya sudah terserahmulah. Atau, bagaimana jika aku menunggumu datang ke hotel YZ Sabtu pada jam makan siang?"
Joner: "Maumu buffet atau room service?"

Sandra: "Sepertinya jadi tambah menarik saja. Baiklah biar aku yang atur deh menu kesukaanmu di kamar."
Joner: "Wow. Terima kasih. Bakalan asyik nih agaknya. Oke, silakan kau atur saja. Bilang ke hotel ya San, semuanya atas beban kamar."


Perselingkuhan berlangsung

Maka sebagaimana keduanya kehendaki, berlangsunglah perselingkuhan tersebut. Boleh sedikit penulis beri pembaca bocorannya, begini. Tapi sedikit saja lhoh. Selebihnya, pembaca dipersilakan mereka-reka sendiri seturut dengan imajinasi masing-masing.

Hari Sabtu yang disepakati tiba, tepat lima belas menit sesudah tengah hari Joner melenggang masuk lobi hotel YZ, naik lift ke lantai 3 dan dicarinya pintu kamar 321. Disengaja agaknya, Sandra hanya sedikit saja membukakan daun pintu untuk Joner. Begitu lembaran USD 100 menyeruak dari celah bukaan pintu, barulah seiring gerak membuka lebar pintu, tampil sosok Sandra menyungging senyum menyilakan masuk.

Di dahului pengisian cadangan energi dengan menyantap hidangan yang sudah dipesankan Sandra, sejenak canda ria dan pra-pemanasan sekaligus, lalu, acara panas keduanya pun berlangsung dengan aman terkendali sepenuh gejolak gairah. Berulang sampai mereka check-out jelang terbenamnya matahari. Malamnya, kala Danang tiba kembali di rumah, begitu duduk menghadap meja makan, beberapa pertanyaannya sempat membuat Sandra istrinya panas dingin dan kebat-kebit. Begini rincian dialognya.

Danang: "Joner bilang kemarin bahwa dia akan datang ke sini hari ini. Sudahkah dia datang tadi?"

Tentu saja pertanyaan yang mengait nama selingkuhan ini sungguh membuat Sandra terkejut. Tapi dia tahu harus cepat menata diri dan hati sebelum Danang menangkap adanya sesuatu.

Sandra: "Ya benar, koq kau tahu? Singgah sebentar saja sih dia ke mari tadi."

Danang: "Benarkah dia sudah memberimu uang USD 100?"


Deg-deg plas. Sandra merasa semakin kencang jantungnya berdegup. 'Alamak, suamiku tahu benar apa yang sudah kuperbuat! Mampus dah.'

Dengan lemas dan suara pelan dia jawab pertanyaan sang suami, "Ya benar, Joner memberiku uang sejumlah USD 100 itu."

"Baguslah," Danang berseri menukas.

Mendengar ucapan ringan begitu, barulah Sandra menengadah dan mengetahui seri wajah sang suami, entah mengapa, bagai terlepas beban berat dari dadanya.

"Memangnya kenapa?" Lugu seolah tanpa beban Sandra bertanya.
"Jum'at kemarin menjelang waktu bubaran kantor, Joner masuk ruang kerjaku. Pinjam duit USD 100 untuk suatu kebutuhan yang mendesak. Dia bilang mengembalikannya ke rumah hari ini," secara ringkas padat Danang menjelaskan.

Sembari cermat menyimak Danang bicara tak urung Sandra dalam benaknya muncul geram yang kembali menyeruak, membuat sesak rasa di dada. Semakin panas saja hatinya tatkala sang suami menambah dengan ucapan memuji.

"Beruntung sekali kita ini ya San, memiliki sahabat yang dapat dipercaya."

Jika tak ingat menjaga situasi dan kondisi janganlah sampai bertambah jelek, nyaris Sandra menggumamkan sumpah serapah mengumpat dan mencaci-maki Joner.

Kesabaran Sandra benar-benar mendapat ujian layaknya menantikan sampai hari Senin tiba. Dia masih harus pula menunggu saat tepat jelang awal jam kantor. Untuk kemudian dia hubungi nomor ponsel Joner, dan ketika di ujung sana terdengar suara yang bersangkutan, ternyata singkat saja yang Sandra pengen ucapkan.


“Joner, kau bangsat!!”

 

-----oo0O0oo-----

Jakarta, 20151129

Tabik dan salam JAMORana



Ttd & stempel resmi

Departemen Entah Apa Enaknya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun