Sandra: "Danang piket ngantor Sabtu lusa ini, kau libur kan?"
Joner: "Ya aku libur. Tapi sebentar, telanjur ada janji sepertinya. Pagi saja agaknya."
Sandra: "Ya sudah terserahmulah. Atau, bagaimana jika aku menunggumu datang ke hotel YZ Sabtu pada jam makan siang?"
Joner: "Maumu buffet atau room service?"
Sandra: "Sepertinya jadi tambah menarik saja. Baiklah biar aku yang atur deh menu kesukaanmu di kamar."
Joner: "Wow. Terima kasih. Bakalan asyik nih agaknya. Oke, silakan kau atur saja. Bilang ke hotel ya San, semuanya atas beban kamar."
Perselingkuhan berlangsung
Maka sebagaimana keduanya kehendaki, berlangsunglah perselingkuhan tersebut. Boleh sedikit penulis beri pembaca bocorannya, begini. Tapi sedikit saja lhoh. Selebihnya, pembaca dipersilakan mereka-reka sendiri seturut dengan imajinasi masing-masing.
Hari Sabtu yang disepakati tiba, tepat lima belas menit sesudah tengah hari Joner melenggang masuk lobi hotel YZ, naik lift ke lantai 3 dan dicarinya pintu kamar 321. Disengaja agaknya, Sandra hanya sedikit saja membukakan daun pintu untuk Joner. Begitu lembaran USD 100 menyeruak dari celah bukaan pintu, barulah seiring gerak membuka lebar pintu, tampil sosok Sandra menyungging senyum menyilakan masuk.
Di dahului pengisian cadangan energi dengan menyantap hidangan yang sudah dipesankan Sandra, sejenak canda ria dan pra-pemanasan sekaligus, lalu, acara panas keduanya pun berlangsung dengan aman terkendali sepenuh gejolak gairah. Berulang sampai mereka check-out jelang terbenamnya matahari. Malamnya, kala Danang tiba kembali di rumah, begitu duduk menghadap meja makan, beberapa pertanyaannya sempat membuat Sandra istrinya panas dingin dan kebat-kebit. Begini rincian dialognya.
Danang: "Joner bilang kemarin bahwa dia akan datang ke sini hari ini. Sudahkah dia datang tadi?"
Tentu saja pertanyaan yang mengait nama selingkuhan ini sungguh membuat Sandra terkejut. Tapi dia tahu harus cepat menata diri dan hati sebelum Danang menangkap adanya sesuatu.
Sandra: "Ya benar, koq kau tahu? Singgah sebentar saja sih dia ke mari tadi."
Danang: "Benarkah dia sudah memberimu uang USD 100?"
Deg-deg plas. Sandra merasa semakin kencang jantungnya berdegup. 'Alamak, suamiku tahu benar apa yang sudah kuperbuat! Mampus dah.'