Bagi yang belum memahaminya, dengan kondisi yang sedang hangat-hangatnya membahas serta hidup berdampingan dengan Covid-19 ini, seharusnya, layaknya manusia, akan mencari tahu apa dan mengapa mengenai virus tersebut. Â Bukan malah memberitahu apa dan mengapa virus tersebut dengan ketidaktahuannya (banyak sekali yang melakukan ini di medsos maupun di mimbar-mimbar).
Virus yang merupakan mahluk hidup tersebut, dari dulu hingga saat ini, karena kekuasaan Sang Pencipta, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungannya, yang sering disebut sebagai mutasi.Â
Demikian juga dengan manusia, dari zaman dahulu sampai sekarang mengalami mutasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungannya.Â
Mutasi ada yang memberikan kebaikan kepada diri sendiri (baik kepada manusia itu sendiri maupun kepada virus itu sendiri), tetapi ada juga mutasi yang memberikan keburukan kepada dirinya sendiri.Â
Wabah Flu Spanyol pada kisaran tahun 1918, virus sebagai penyebab wabah tersebut mengalami mutas dan justru mutasi yang terjadi menjadi penyebab melemahnya virus, sehingga wabah Flu Spanyol berangsur-angsur menghilang.
Kembali kepada virus (lagi). Â Karena virus tersebut adalah mahluk hidup, maka siapa yang kita simpulkan sebagai penciptanya ? Manusiakah atau Tuhan ?Â
Penulis, berdasarkan pemikiran, hati nurani, dan lain sebagainya, menyimpulkan bahwa viruspun adalah bagian dari ciptaan Tuhan. Â Jikpun mutasi terjadi, mungkin saja karena dipicu oleh campur tangan manusia. Â Tapi yang pasti, berdasarkan keyakinan penulis, bahwa virus adalah bukan ciptaan manusia.
Jika bukan manusia sebagai pencipta virus (sebenarnya sama halnya dengan flu yang dari zaman purba sudah ada, juga bukan ciptaan manusia), jika ada wabah Covid-19 yang melanda dunia (mohon dapat dilihat kembali data yang disajikan), apakah yang terutama, terpenting, dan harus, adalah dengan menyalahkan ? Atau seharusnya saling bahu-membahu untuk melakukan pencegahan, pengobatan, penyuluhan, dan tindakan apapun yang patut dilakukan, untuk kepentingan umat manusia, minimal keluarga, masyarakat sekitar, atau masyarakat satu warga negara ?
Beberapa obrolan (atau mungkin "bacotan") yang, sekali lagi, mungkin saja diucapkan oleh, entah siapaun, yang dapat berakibat buruk kepada diri sendiri, keluarga, tetangga, teman, sahabat, siapapun yang masuk ke dalam golongan manusia, seperti :
- Presiden gagal menanggulangi Covid-19 sehingga harus mundur dari jabatannya.
- Bergerak demo, Jokowi end game.
- Di mana Pancasila ? Apakah sudah terbukti bahwa Pancasila mampu menghentikan Covid-19, kalau tidak selesai juga Covid-19 ini berarti ganti ideologi.
- Covid-19 adalah tantara Allah
- Tidak malu kepada Tuhan dengan menutup rumah ibadah ?
- Kami tidak takut Covid-19, kami hanya takut kepada Tuhan
- Vaksin adalah alat asing yang ingin memusnahkan bangsa Indonesia
- Dan banyak lagi ungkapan-ungkapan senada-sepermiripan.
Sembari mengungkapkan hal-hal yang mirip seperti di atas, ternyata protokol kesehatan justru tidak dijalankan. Â Betapa absurdnya..
Protokol kesehatan tidak mengharuskan orang, siapapun, untuk dilarang mencari rejeki. Â Bagi yang kehidupannya sehari-hari adalah mengandalkan penjualan sehari-hari, seharusnya tidak boleh dilarang untuk berjualan. Â Tetapi yang berjualanpun sebaiknya dan seharusnya melaksanakan protokol kesehatan.