Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Bisakah Starbucks Bangkit Kembali?

31 Januari 2025   09:02 Diperbarui: 31 Januari 2025   13:41 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi pribadi, sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal 

Starbucks, merek kopi terbesar di dunia, telah lama menjadi simbol gaya hidup, tempat nongkrong, dan tentu saja, penyedia kopi favorit banyak orang. Namun, akhir-akhir ini, raksasa rantai kopi ini menghadapi tantangan yang tak bisa diabaikan.

Penurunan penjualan yang terjadi selama beberapa kuartal berturut-turut memaksa Starbucks untuk melakukan perubahan besar dalam strategi mereka. Tapi apakah langkah-langkah yang diambil oleh CEO Brian Niccol bisa mengembalikan kejayaan Starbucks di pasar global?

Mengubah Menu untuk Menyederhanakan dan Meningkatkan Pengalaman Pelanggan

Salah satu langkah pertama yang diambil oleh Starbucks adalah menyederhanakan menu mereka. Selama ini, Starbucks dikenal dengan menu yang sangat beragam, bahkan terkadang bisa membingungkan bagi pelanggan yang ingin cepat memesan kopi favorit mereka.

Niccol menyadari bahwa banyak pilihan yang terlalu rumit justru memperlambat pelayanan, menciptakan antrean panjang, dan mengurangi kepuasan pelanggan. Dengan mengurangi pilihan menu yang tidak terlalu populer, Starbucks berharap bisa meningkatkan efisiensi, mempercepat pelayanan, dan memberikan pengalaman yang lebih lancar bagi pelanggan.

Langkah ini bukan hanya tentang mempercepat antrean, tetapi juga untuk menjadikan Starbucks lebih responsif terhadap perubahan tren dan budaya konsumen. Dalam dunia yang semakin cepat berubah, kemampuan untuk beradaptasi dan tetap relevan sangat penting.

Starbucks ingin memastikan bahwa produk yang mereka tawarkan selalu sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Fokus Kembali ke Akar Kopi dengan Rebranding

Seiring dengan upaya penyederhanaan menu, Starbucks juga mengambil langkah simbolis yang cukup besar: mengubah nama mereka menjadi "Starbucks Coffee Company". Langkah ini bertujuan untuk memperkuat identitas mereka sebagai penyedia kopi utama, bukan hanya kedai yang menjual berbagai minuman.

Dengan kembali fokus pada kopi, Starbucks ingin mengingatkan konsumen bahwa kopi adalah inti dari apa yang mereka tawarkan, dan mereka ingin dikenal sebagai perusahaan kopi berkualitas tinggi.

Rebranding ini memberi sinyal kepada pelanggan bahwa Starbucks ingin kembali ke akar mereka, menonjolkan kualitas kopi yang menjadi daya tarik utama. Di pasar global yang semakin kompetitif, langkah ini bisa membantu Starbucks membedakan diri sebagai merek premium yang layak dihargai.

Mengurangi Diskon untuk Meningkatkan Nilai Produk

Salah satu perubahan besar yang mungkin kurang disukai oleh sebagian pelanggan adalah pengurangan drastis dalam transaksi diskon. Meskipun hal ini mungkin terasa berat bagi beberapa konsumen yang terbiasa dengan penawaran khusus, CEO Niccol berpendapat bahwa langkah ini akan berdampak positif pada penjualan jangka panjang.

Dengan mengurangi diskon, Starbucks berharap untuk meningkatkan margin keuntungan dan memperkuat posisi mereka sebagai merek premium.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun