Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Aneka Ragam Gulai Khas Minangkabau yang Mulai Jarang Dikenal

25 Desember 2024   20:23 Diperbarui: 25 Desember 2024   20:23 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Samba Lado Tanak, sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Samba lado tanak adalah sambal yang dimasak dengan santan, petai, dan ikan teri serta suka ditambah dengan telor puyuh. Proses memasaknya yang lama membuat sambal ini kalah populer dibandingkan sambal instan atau sambal sederhana yang lebih praktis.

Penyebab Menurunnya Popularitas Gulai-gulai Tradisional

Beberapa faktor menyebabkan gulai-gulai tradisional Minangkabau ini semakin jarang dikenal. Salah satunya adalah perubahan gaya hidup masyarakat yang kini lebih mengutamakan makanan praktis dan cepat saji.

Selain itu, dokumentasi mengenai masakan tradisional yang terbatas membuat banyak hidangan unik ini terabaikan. Kurangnya minat generasi muda terhadap makanan tradisional, ditambah dengan kesulitan dalam mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan, juga berkontribusi terhadap menurunnya konsumsi gulai-gulai khas ini. Meski demikian, gulai-gulai ini tetap menjadi bagian penting dari warisan kuliner Minangkabau. 

Dengan upaya dokumentasi yang lebih baik dan pengenalan kembali masakan-masakan ini kepada generasi muda, cita rasa autentik Minangkabau dapat terus dilestarikan untuk masa depan.

Melestarikan Warisan Kuliner Minangkabau

Di tengah arus modernisasi dan perubahan gaya hidup, penting bagi kita untuk tidak melupakan kekayaan kuliner yang merupakan bagian dari identitas budaya. Gulai-gulai khas Minangkabau bukan sekadar makanan, melainkan juga representasi nilai-nilai tradisi, sejarah, dan kekayaan alam daerah.

Dengan melibatkan generasi muda melalui edukasi, inovasi dalam pengolahan, dan memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan kuliner tradisional, kita bisa memastikan bahwa warisan ini tidak hanya tetap hidup, tetapi juga relevan dengan zaman.

Mari kita jadikan pelestarian kuliner Minangkabau sebagai tanggung jawab bersama, sehingga cita rasa kaya rempah dari ranah Minang dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang. Sebab, di balik setiap sendok gulai, terdapat cerita dan kebanggaan yang layak untuk diwariskan.

Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun