Otentisitas dan Kejujuran dalam Kepemimpinan Bercerita
Storytelling yang efektif bukan hanya tentang teknik menyampaikan pesan, tetapi juga mencakup kejujuran dan keberanian pemimpin dalam menunjukkan sisi otentiknya.
Jobs tidak ragu menunjukkan antusiasme, harapan, bahkan kerentanannya saat berbicara mengenai visi besar Apple kepada dunia. Pemimpin di era modern juga diharapkan memiliki otentisitas dan keterbukaan serupa agar dapat memenangkan hati tim mereka.
Selain itu, elemen-elemen komunikasi seperti citra, metafora, dan anekdot bisa menjadi bagian penting dalam storytelling, membantu audiens memahami pesan dengan cara yang lebih visual dan mudah diingat.
Pemimpin bisa menambahkan anekdot atau cerita tentang awal mula perjuangan organisasi untuk menginspirasi dan memberikan motivasi kepada timnya.
Kesimpulan: Merangkul Gaya Kepemimpinan Bercerita untuk Inspirasi yang Berkelanjutan
Pendekatan storytelling ala Steve Jobs telah menunjukkan betapa kuatnya pengaruh cerita dalam membentuk budaya dan keterlibatan tim. Di Indonesia, pemimpin yang mengadopsi storytelling untuk menyampaikan visi dan nilai organisasi akan mendapatkan manfaat besar, baik dalam membangun keterlibatan karyawan maupun dalam mencapai tujuan perusahaan.
Bagi pemimpin yang ingin membangkitkan inspirasi di era modern, menghidupkan cerita yang relevan dan otentik adalah langkah penting. Storytelling memberikan kesempatan untuk menyentuh hati karyawan, membangun kepercayaan, dan menciptakan motivasi yang bertahan lama.
Jika dikelola dengan baik, gaya kepemimpinan bercerita ini akan menjadi investasi berharga untuk menciptakan return on inspiration yang tinggi di tengah era ketidakpastian ini.
Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H