Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Membangun Sistem Manajemen Kinerja yang Efektif, Menemukan Keseimbangan antara Motivasi dan Prestasi

26 Agustus 2024   07:52 Diperbarui: 26 Agustus 2024   07:55 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manajemen kinerja adalah elemen penting dalam upaya setiap organisasi untuk mencapai hasil yang lebih baik. Namun, desain sistem manajemen kinerja yang tepat bisa menjadi tantangan.

Berdasarkan survei terbaru, terdapat sejumlah wawasan menarik yang dapat membantu organisasi mengidentifikasi cara terbaik untuk mengelola dan memotivasi karyawan, serta memastikan bahwa kinerja meningkat seiring waktu.

Kerangka Manajemen Kinerja yang Konsisten dan Jelas Adalah Kunci

Satu hal yang jelas: sistem manajemen kinerja yang efektif harus memiliki logika internal yang kuat dan konsisten. Karyawan merasa lebih termotivasi ketika mereka memahami secara jelas bagaimana mereka dinilai, dan apa yang diharapkan dari mereka. Pendekatan manajemen kinerja yang terstruktur dengan baik, sederhana, dan diartikulasikan dengan jelas akan selalu unggul.

Seiring berjalannya waktu, beberapa perusahaan telah mencoba beralih dari penilaian berbasis hasil ke pendekatan yang lebih holistik, yang mempertimbangkan bagaimana karyawan mencapai hasil tersebut. Namun, survei menunjukkan bahwa struktur yang tidak jelas cenderung lebih mengurangi motivasi dibandingkan penilaian berbasis hasil.

Oleh karena itu, penting untuk membangun kerangka kerja yang konsisten dan mudah dipahami, yang mencakup elemen-elemen utama seperti penetapan tujuan, ulasan kinerja, umpan balik, dan penghargaan.

Penetapan Tujuan: Ukur, Kaitkan, dan Perbarui

Penetapan tujuan adalah alat yang sangat kuat untuk meningkatkan kinerja. Sebanyak 72 persen responden survei menyatakan bahwa penetapan tujuan merupakan motivator yang kuat. Namun, apa yang membuat tujuan tersebut efektif?

Karyawan merasa lebih termotivasi ketika tujuan kinerja mereka adalah campuran antara tujuan individu dan tim, dan ketika tujuan tersebut dikaitkan dengan prioritas perusahaan. Selain itu, tujuan yang dapat diukur lebih memotivasi karyawan untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Namun, penting untuk diingat bahwa proses penetapan tujuan juga sama pentingnya dengan isi dari tujuan itu sendiri. Keterlibatan karyawan dalam proses penetapan tujuan dan pembaruan sasaran sepanjang tahun agar sesuai dengan prioritas perusahaan meningkatkan rasa keadilan dan motivasi.

Manajer yang berinvestasi dalam membimbing karyawan tentang pembaruan tujuan sepanjang tahun akan mendapatkan ROI yang tinggi dalam hal motivasi dan kinerja.

Ulasan Kinerja: Manajer yang Terampil Membuat Perbedaan

Seiring berkembangnya ekspektasi karyawan, banyak perusahaan yang mencoba mengubah pendekatan ulasan kinerja mereka. Beberapa beralih dari skala penilaian numerik ke sistem berbasis kata, atau bahkan menghapus penilaian sama sekali.

Namun demikian, survei menunjukkan bahwa perbedaan dalam skala penilaian sebenarnya tidak memberikan dampak signifikan terhadap motivasi karyawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun