Yani adalah seorang wanita yang memiliki cinta mendalam terhadap seni dan budaya, serta menjadi mitra sejati Saptohoedojo dalam setiap langkahnya. Selain mendukung karier seni suaminya, Yani juga berperan penting dalam pengelolaan galeri, memastikan bahwa visi mereka dalam melestarikan dan mempromosikan seni Indonesia terwujud dengan baik.
Galeri ini bukan hanya menjadi tempat pameran karya-karyanya, tetapi juga pusat pelatihan bagi para seniman lokal. Karya-karya Saptohoedojo mencerminkan berbagai aspek budaya Indonesia, mulai dari lukisan, patung, hingga kriya seni.
Galeri ini menjadi saksi bisu perjalanan seorang seniman yang mengubah barang-barang rongsokan menjadi karya seni bernilai tinggi, serta dedikasinya dalam membina lebih dari 700 pengrajin batik dan seni lainnya di berbagai daerah.
Saptohoedojo dikenal sebagai seniman yang inovatif dan kontroversial, dengan gagasan-gagasan seperti mendirikan koperasi seniman dan Makam Seniman di Imogiri. Pada 1988, ia dianugerahi Upakarti oleh Presiden Soeharto, menegaskan kontribusinya yang luar biasa dalam dunia seni Indonesia.
Saptohoedojo meninggal pada 3 September 2003 di usia 78 tahun, meninggalkan warisan seni yang kaya dan pengaruh besar dalam dunia seni Indonesia. Karyanya terus dikenang, dan galeri seninya menjadi saksi bisu dari perjalanan seorang seniman serba bisa yang telah memberikan warna pada dunia seni Indonesia.
Pada tahun 2009 Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia menganugerahi Bintang Budaya Parama Dharma kepada mendiang Saptohoedojo. Bintang Budaya Parama Dharma tersebut merupakan tanda kehormatan untuk menghormati seseorang atas jasanya dalam bidang kebudayaan.
Â
Pengalaman Berkunjung ke Saptohoedojo Art Gallery
Setibanya di Saptohoedojo Art Gallery, saya disambut oleh suasana yang tenang dan penuh inspirasi. Galeri ini dirancang dengan indah, mencerminkan perpaduan seni budaya dari Sabang hingga Merauke.