Kompleks Candi Muara Takus tidak hanya menyimpan kekayaan arsitektur dan sejarah, tetapi juga menyatu dengan keindahan alam sekitarnya. Dahulu, pada malam bulan purnama yang indah, candi ini sering dihiasi dengan kehadiran sekawanan gajah yang datang dengan gemulai, menginjakkan kaki mereka di kawasan suci ini, memberikan kesan sakral yang tak terlupakan.
Namun demikian, dengan berjalannya waktu, perubahan lingkungan dan pembabatan hutan menyebabkan berkurangnya habitat alami gajah, sehingga cerita kehadiran gajah di sekitar candi kini hanya tinggal kenangan.
Kehadiran gajah di sekitar Candi Muara Takus dahulu adalah cerminan harmoni antara alam dan warisan budaya yang kini semakin langka. Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keberagaman hayati dan kelestarian lingkungan.
Melalui upaya konservasi dan peningkatan kesadaran akan pentingnya pelestarian habitat, kita berharap cerita keajaiban gajah yang kembali menghampiri Candi Muara Takus bisa menjadi kenyataan lagi.
Peringatan Hari Waisak di Candi Muara Takus
Pada 12-25 Mei 2019, sebelum pandemi Covid-19, Candi Muara Takus menjadi pusat peringatan Hari Waisak Nasional, yang dihadiri oleh sekitar 3.500 umat Buddha dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan ada yang datang dari mancanegara. Meskipun perayaan berskala nasional ini tergolong istimewa, setiap tahun ratusan umat Buddha dari berbagai kabupaten dan kota di Provinsi Riau selalu merayakan Hari Waisak di Candi Muara Takus.
Dipilihnya candi ini sebagai tempat perayaan Waisak 2019 bukan tanpa alasan. Situs cagar budaya ini diyakini sebagai peninggalan abad ke-7, yang pada zamannya berfungsi sebagai universitas agama Buddha.
Mengundang Para Traveler
Dengan kekayaan sejarah dan budayanya yang unik, Kompleks Candi Muara Takus merupakan salah satu destinasi yang tidak boleh dilewatkan bagi para pencinta budaya, sejarah, dan spiritualitas.
Sambil memandang keindahan Candi Muara Takus di bawah sinar bulan purnama yang bercahaya, kita diingatkan akan kerentanan alam dan pentingnya melindungi lingkungan sekitar.
Marilah kita berjuang untuk menjaga warisan budaya dan kehidupan satwa liar. Semoga, dengan upaya konservasi dan kesadaran lingkungan yang terus meningkat, kedatangan gajah di Candi Muara Takus tidak hanya menjadi sebuah dongeng, tetapi bisa kembali menjadi kenyataan yang mempesona.