Dengan demikian, kesehatan spiritual yang baik dapat berkontribusi pada tubuh yang lebih sehat secara keseluruhan. Gen Z juga sering menggunakan teknologi untuk berinteraksi, yang kadang kala dapat mengurangi kualitas hubungan sosial tatap muka.
Keterlibatan dalam komunitas spiritual atau kegiatan keagamaan dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk membangun hubungan sosial yang lebih dalam dan bermakna, yang penting untuk kesejahteraan sosial mereka.
Data Survei McKinsey Health Institute
Survei McKinsey Health Institute (MHI) yang dipimpin oleh Erica Coe dan Kana Enomoto menemukan bahwa sebagian besar orang dari segala usia di 26 negara menganggap kesehatan spiritual sangat penting. Namun, Gen Z melaporkan tingkat kesehatan spiritual yang paling rendah di antara semua responden. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan yang mendesak untuk memperhatikan dan meningkatkan kesehatan spiritual di kalangan Gen Z.
Generasi Z yang tertarik untuk meningkatkan kesehatan spiritual mereka dapat memulainya dengan mengidentifikasi tujuan pribadi mereka. McKinsey menyarankan untuk memulai dengan pertanyaan-pertanyaan dasar yang membantu mereka memahami apa yang membuat mereka bahagia, apa yang mereka kuasai, dan apa yang mereka pedulikan.
Menemukan kegiatan atau momen yang memberikan kebahagiaan sejati dapat menjadi petunjuk penting tentang tujuan pribadi. Menyadari keterampilan dan bakat unik yang dimiliki dapat membantu Gen Z menentukan jalan hidup dan karir yang sesuai. Menemukan apa yang benar-benar penting dan berarti bagi mereka dapat membantu mereka membentuk tujuan yang mendalam dan bermakna.
Tindakan untuk Menumbuhkan Rasa Memiliki Tujuan di Tempat Kerja
Pengusaha yang ingin menumbuhkan rasa memiliki tujuan di antara karyawannya, terutama Generasi Z, dapat mempertimbangkan beberapa tindakan. Membangun koneksi di kantor bisa menjadi langkah pertama.
Lingkungan kantor yang mendukung interaksi dan kolaborasi melalui ruang fleksibel dan serbaguna dapat membantu karyawan merasa lebih terhubung dan terlibat. Mengorganisasikan kegiatan sosial dan tim seperti acara sosial, proyek tim, atau sesi brainstorming juga dapat meningkatkan rasa keterhubungan di antara karyawan.
Menghubungkan tugas individu dengan gambaran besar perusahaan juga penting. Penjelasan tentang bagaimana tugas-tugas harian karyawan berkontribusi pada tujuan perusahaan yang lebih besar sangat penting bagi Gen Z yang mencari makna dalam pekerjaan mereka. Melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka juga dapat membuat mereka merasa memiliki kontribusi yang signifikan.
Misi perusahaan yang kuat dan peluang untuk pekerjaan pro bono juga bisa membantu. Pernyataan misi yang jelas dan mencerminkan tujuan yang dapat dirasakan oleh karyawan bisa menarik minat Gen Z. Selain itu, membuat kegiatan sukarela lebih mudah diakses, seperti menawarkan jam kerja sukarela yang dibayar atau mempertimbangkan waktu sukarela dalam tinjauan kinerja, bisa memperkuat rasa tujuan di luar tugas kerja harian.