Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Kesehatan Spiritual Penting Bagi Generasi Z?

16 Mei 2024   13:42 Diperbarui: 16 Mei 2024   13:45 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

File Merza Gamal, sumber: McKinsey & Company
File Merza Gamal, sumber: McKinsey & Company

Dengan demikian, kesehatan spiritual yang baik dapat berkontribusi pada tubuh yang lebih sehat secara keseluruhan. Gen Z juga sering menggunakan teknologi untuk berinteraksi, yang kadang kala dapat mengurangi kualitas hubungan sosial tatap muka.

Keterlibatan dalam komunitas spiritual atau kegiatan keagamaan dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk membangun hubungan sosial yang lebih dalam dan bermakna, yang penting untuk kesejahteraan sosial mereka.

Data Survei McKinsey Health Institute

Survei McKinsey Health Institute (MHI) yang dipimpin oleh Erica Coe dan Kana Enomoto menemukan bahwa sebagian besar orang dari segala usia di 26 negara menganggap kesehatan spiritual sangat penting. Namun, Gen Z melaporkan tingkat kesehatan spiritual yang paling rendah di antara semua responden. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan yang mendesak untuk memperhatikan dan meningkatkan kesehatan spiritual di kalangan Gen Z.

Generasi Z yang tertarik untuk meningkatkan kesehatan spiritual mereka dapat memulainya dengan mengidentifikasi tujuan pribadi mereka. McKinsey menyarankan untuk memulai dengan pertanyaan-pertanyaan dasar yang membantu mereka memahami apa yang membuat mereka bahagia, apa yang mereka kuasai, dan apa yang mereka pedulikan.

Menemukan kegiatan atau momen yang memberikan kebahagiaan sejati dapat menjadi petunjuk penting tentang tujuan pribadi. Menyadari keterampilan dan bakat unik yang dimiliki dapat membantu Gen Z menentukan jalan hidup dan karir yang sesuai. Menemukan apa yang benar-benar penting dan berarti bagi mereka dapat membantu mereka membentuk tujuan yang mendalam dan bermakna.

Tindakan untuk Menumbuhkan Rasa Memiliki Tujuan di Tempat Kerja

Pengusaha yang ingin menumbuhkan rasa memiliki tujuan di antara karyawannya, terutama Generasi Z, dapat mempertimbangkan beberapa tindakan. Membangun koneksi di kantor bisa menjadi langkah pertama.

Lingkungan kantor yang mendukung interaksi dan kolaborasi melalui ruang fleksibel dan serbaguna dapat membantu karyawan merasa lebih terhubung dan terlibat. Mengorganisasikan kegiatan sosial dan tim seperti acara sosial, proyek tim, atau sesi brainstorming juga dapat meningkatkan rasa keterhubungan di antara karyawan.

Menghubungkan tugas individu dengan gambaran besar perusahaan juga penting. Penjelasan tentang bagaimana tugas-tugas harian karyawan berkontribusi pada tujuan perusahaan yang lebih besar sangat penting bagi Gen Z yang mencari makna dalam pekerjaan mereka. Melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka juga dapat membuat mereka merasa memiliki kontribusi yang signifikan.

Misi perusahaan yang kuat dan peluang untuk pekerjaan pro bono juga bisa membantu. Pernyataan misi yang jelas dan mencerminkan tujuan yang dapat dirasakan oleh karyawan bisa menarik minat Gen Z. Selain itu, membuat kegiatan sukarela lebih mudah diakses, seperti menawarkan jam kerja sukarela yang dibayar atau mempertimbangkan waktu sukarela dalam tinjauan kinerja, bisa memperkuat rasa tujuan di luar tugas kerja harian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun