Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Saat Pasangan Hidup Divonis Kanker Stadium Lanjut

29 Januari 2023   17:40 Diperbarui: 20 Januari 2024   18:14 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian, saya dan istri saya pulang satu mobil ke rumah, dan saya menyampaikan ke tim saya bahwa saya tidak kembali ke kantor dari RSK Dharmais.

Di mobil sms berseliweran masuk ke HP saya. Dan saya hanya bisa menyampaikan pesan yang sudah saya copy paste bahwa saya masih bersama istri yang tidak mungkin akan mendengar percakapan kita tentang kondisi dia yang sebenarnya.

Sesampai di rumah, istri saya masuk kamar, dan dia pun menangis dan meminta saya jangan masuk kamar dulu. Namun itu tidak lama, istri saya segera shalat. Dan setelah itu dia dengan tegar berkata bahwa dia siap melakukan apa pun agar bisa terus mendampingi anak-anak hingga dewasa. Perasaan sangat kecut walau saya berusaha tegar.

Image: Istri saya siap melakukan apa pun agar bisa terus mendampingi anak-anak hingga dewasa. (Photo by Merza Gamal)
Image: Istri saya siap melakukan apa pun agar bisa terus mendampingi anak-anak hingga dewasa. (Photo by Merza Gamal)

Untuk menjawab sms kakak-kakak istri saya yang ingin berbicara dengan saya perihal kondisi istri saya, saya pun berbohong kepada istri saya bahwa sore ini saya ada meeting dan saya akan ke cabang yang dekat dengan rumah saya untuk menggunakan peralatan video conference yang ada di cabang tersebut. Padahal saya hanya keluar dari cluster perumahaan dan parkir di kawasan niaga tidak jauh dari cluster perumahan kami.

Saya mencoba menjelaskan apa yang terjadi dengan istri saya, tetapi tidak terbuka semuanya. Saya hanya menyampaikan bahwa istri saya positif kanker dan harus segera dioperasi.

Respons yang berbeda-beda saya dapatkan dari kakak-kakaknya. Ada yang setuju dengan pendapat dokter untuk segera dioperasi. Ada yang mengusulkan untuk dibawa ke Singapura. Ada yang mengusulkan dibawa ke China. Dan, ada pula yang mengusulkan ke alternatif dulu.

Mendapatkan respons yang berbagai macam, sempat membuat saya bingung. Semuanya memberikan alasan dan argumentasi masing-masing.

Namun akhirnya saya harus mengambil keputusan di antara kebingungan tersebut. Saya pun memantapkan diri untuk mengikuti advise tim Kesehatan yang menangani kasus istri saya. Artinya sebelum satu bulan istri saya harus udah bisa diopersai di RSK Dharmais. Dan, sebelumnya harus menjalankan serangkaian persiapan untuk siap dioperasi.

Setelah kembali ke rumah, anak-anak sudah kembali dari sekolahnya. Dan adik ipar saya yang menginap di rumah kami sepertinya sudah diintrogasi oleh anak sulung saya.

Mata adik ipar saya terlihat merah menahan kesedihan. Belum saya masuk rumah, si sulung sudah mencegat dan berkata, "Ayah, benarkah Bunda harus dioperasi segera?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun