Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mendestigmatisasi Masalah Kesehatan Mental di Tempat Kerja

11 Oktober 2022   07:40 Diperbarui: 12 Oktober 2022   19:15 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Mendestigmatisasi Masalah Kesehatan  Mental di Tempat Kerja (Photo by Merza Gamal)

Untuk itu, pengukuran menjadi sangat penting. Tidak mungkin untuk benar-benar membuat seseorang bertanggung jawab sebagai pemimpin atau sebagai organisasi jika tidak dilakukan pengukuran. 

Pengukuran juga membawa tanggung jawab. Jika eksekutif perusahaan akan melakukan studi dasar, maka ada harapan dari para pekerja bahwa perusahaan akan melakukan sesuatu dengan informasi tersebut dan perubahan itu akan terjadi.

Jika ekskutif perusahaan tidak melakukan baseline sama sekali atau tidak mengajukan pertanyaan untuk benar-benar memahami keadaan insan perusahaannya saat ini, maka burnout akan semakin parah. 

Semakin banyak eksekutif mengetahuinya sekarang, semakin menunjukkan komitmen sejak dini karena perusahaan dianggap peduli dan melakukan perbaikan. 

Kondisi yang demikian akan membekali perusahaan dengan informasi dan wawasan sehingga eksekutif perusahaan dapat membuat jenis intervensi yang ditargetkan yang harus terjadi.

Pada tahun 2022 ini kita telah memasuki periode baru volatilitas ekonomi. Inflasi tinggi, resesi bisa dibilang sudah dekat. Para eksekutif perusahaan menghadapi salah satu lingkungan operasi tersulit yang pernah mereka hadapi selama bertahun-tahun. 

Mungkin akan menurunkan optimisme banyak pihak untuk memprioritaskan dan mengatasi kelelahan bekerja dalam iklim yang berubah dan tidak stabil ini.

Namun demikian, walau bagaimana pun seorang eksekutif perusahan jangan sampai melupakan tujuan jangka panjang perusahaan. 

Jika ada waktu untuk melipatgandakan kesehatan mental insan perusahaan, sekaranglah saatnya. Hal tersebut akan terbayar dalam jangka panjang dan akan ada keuntungan yang jelas bagi pengusaha.

Apabila fokus hanya pada jangka pendek, yang dapat menyebabkan pengusaha berpaling dari hal ini, tentu akan berdampak negatif dalam jangka panjang, terutama dampak kesehatan mental dan kesejahteraan insan perusahaan terhadap keberlanjutan jangka panjang suatu organisasi.

Merza Gamal

  • Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
  • Author of Change Management & Cultural Transformation
  • Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun