Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Potensi Teater Islami dalam Perkembangan Halal Lifestyle

28 Maret 2022   08:28 Diperbarui: 31 Maret 2022   15:00 1670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertunjukan teater yang bersifat "menyentuh (emosional) akan lebih menarik bagi Milenial, apalagi jika terdapat kesamaan pengalaman dengan kehidupan mereka. Generasi Milenial merasa terpanggil terhadap sesuatu yang dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari. 

Mereka seperti mendapatkan dukungan dan jawaban dari sebuah pertunjukan teater jika berkaitan dengan masalah atau kegelisahan yang sedang mereka hadapi.

Image: Para pendukung Festival Tetater Islam Dunia I di Pekanbaru (by Merza Gamal)
Image: Para pendukung Festival Tetater Islam Dunia I di Pekanbaru (by Merza Gamal)

Selain dari sisi hiburan, teater juga bisa menjadi sarana dakwah dalam menghadapi trend halal lifestyle yang berkesesuaian  dengan penonton (mengikut pada sasaran khalayak).. Teater sebagai sarana dakwah harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  • Pementasan teater harus komprehensif memberi manfaat kepada penonton. Selain elemen keindahan yang diterapkan padanya, pementasan dapat memberikan rasa keaslian dan, yang lebih penting, meningkatkan iman seseorang setelah menonton teater Islam;
  • Pementasan materi dapat berasal dari Quran, Al Hadits, dan kisah kehidupan sehari-hari, dan harus bisa diartikan untuk mencerminkan kebenaran Islam;
  • Karya-karya teater diciptakan untuk menciptakan efek positif pada semangat berjuang dan bermanfaat bagi masyarakat, membentengi diri dari pengaruh sekulerisasi dan liberalisasi agama serta menghindai khalayak dari islam phobia;
  • Karya teater diciptakan oleh produser untuk menghindari melakukan kejahatan, ketika karyanya didasarkan pada Islam. Pemikirannya adalah tentang yang baik dan yang tidak buruk. Jika ada yang salah dengan hal itu, itu hanya merupakan pelajaran dan pembelajaran;
  • Islam lebih menekankan pada keyakinan seseorang dalam melakukan pekerjaan, sehingga dapat digunakan sebagai teori. Aqidah adalah alat dan metode untuk meringkas segala sesuatu yang ada dalam sebuah karya.


Namun sayangnya karena tiba-tiba pandemi Covid-19 datang tanpa diundang, rencana Festival Teater Islam Dunia II di Kuala Lumpur, Malaysia belum dapat terlaksana hingga hari ini. Semoga pandemi segera berlalu, dan Festival Teater Islam Dunia II bisa segera terlaksana.

MERZA GAMAL 

  • Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
  • Author of Change Management & Cultural Transformation
  • Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun