Sementara itu, di dunia saat ini sedang berkembang sebuah trend, terutama, di kalangan generasi milenial, yaitu Halal Lifestyle. Apabila kita terjemahkan secara umum halal lifestyle berarti gaya hidup halal.Â
Dalam perspektif Islam kata halal disampaikan dengan thayyiban: "halalan thayyiban" berarti halal dan baik yang bermakna secara akidah (spiritual) gaya hidup yang sesuai dengan ajaran Islam dan berarti juga sesuatu yang baik. Contohnya gaya hidup yang halal dan baik adalah memakan makanan yang halal (halal food).Â
Makanan halal berarti juga baik (good food) dan sehat (healthy food). Tentu makanan halal dapat juga dikonsumsi oleh nonmuslim sehingga makanan halal (halal food) itu tidak eksklusif bagi umat Islam saja, tetapi menjadi inklusif bagi seluruh manusia rahmatan lil alamin.
Dalam laporan State of the Global Islamic Economy (2019/2020) yang dikeluarkan Dinar Standard, Thomson Reuters, dan Dubai The Capital of Islamic Economy, sektor utama (core sector) halal lifestyle (halal food, halal travel, clothing & fashion, pharmaceutical, cosmetics, media & recreation Islamic finance) bertumbuh cukup besar dan diperkirakan akan terus meningkat.Â
Faktor utama pertumbuhan tersebut adalah peningkatan jumlah penduduk Muslim di dunia yang mencapai 1.84 miliar orang di tahun 2017, dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 27.5 persen dari total populasi dunia di tahun 2023.
Teater sebagai sarana pendidikan dan hiburan dapat dimasukkan ke dalam sektor utama media dan hiburan (media & recreation). Walau belum bisa dianggap sebagai basis utama, peran media dan hiburan halal dalam pertumbuhan ekonomi syariah dunia patut mendapat porsi perhatian yang lebih.Â
Sebab, sumbangsih perputaran uang di pasar kedua sektor ini terbilang cukup menjanjikan dengan kenaikan hingga 5,5 persen pada tiap tahunnya.Â
Sementara dilihat dari besaran angka, khusus di akhir tahun 2019 ini, pasar industri media dan hiburan halal dunia diprediksi mencapai 232 miliar dolar AS, melewati capaian pada tahun 2017 atau 2018 yang hanya memperoleh kurang-lebih USD 209 dan 220 miliar.Â
Demikian seperti yang diungkapkan studi Dinard Standard beserta Thomson Reuters dan Dubai The Capital of Islamic Economy beberapa waktu lalu.