Beliau yakin bahwa dalam jangka panjang, krisis kemungkinan akan meningkatkan kesadaran bahwa perusahaan harus mempertimbangkan kebutuhan masyarakat, bukan hanya keuntungan jangka pendek.Â
Kepopuleran gerakan Black Lives Matter baru-baru ini juga menciptakan gelombang dukungan untuk kebijakan keragaman yang kuat dan praktik ketenagakerjaan yang adil.Â
Tampaknya jelas bahwa perusahaan akan berada di bawah tekanan yang semakin besar untuk meningkatkan kinerja mereka pada dimensi LST di masa depan.
Tantangan bagi banyak eksekutif perusahaan adalah mereka tidak yakin bagaimana melakukannya. Mereka kurang memahami dengan tepat di mana mereka harus memusatkan perhatian mereka dan bagaimana mereka harus mengomunikasikan upaya-upaya LST mereka.Â
Banyak eksekutif yang tidak yakin bahwa tindakan sederhana saja sudah cukup: meningkatkan pengungkapan LST, merilis laporan keberlanjutan, atau mengadakan acara investor relationship yang berfokus pada keberlanjutan.Â
Beberapa perusahaan mengambil tindakan tersebut, gagal melihat manfaat, dan menjadi kecewa atau frustrasi. Dalam beberapa kasus mereka menghadapi kritik dan reaksi negatif dari investor.
Mengapa kegagalan tersebut terjadi?
Penyebabnya adalah terlalu banyak perusahaan yang menganut budaya "kotak centang" yang mendorong penerapan kegiatan LST yang semakin terstandarisasi, banyak di antaranya diciptakan oleh analis dan konsultan yang mengandalkan tolok ukur industri dan praktik terbaik. Kegiatan tersebut mungkin baik untuk masyarakat dan garis bawah.Â
Perusahaan menuai manfaat yang jelas dalam bentuk efisiensi operasional: Bagaimanapun, langkah-langkah LST seperti mengurangi pemborosan, memperkuat hubungan dengan pemangku kepentingan eksternal, dan meningkatkan manajemen risiko dan kepatuhan adalah kebersihan bisnis yang baik. Di banyak industri, upaya seperti itu sekarang menjadi taruhan penting bagi perusahaan yang ingin tetap kompetitif.
Perusahaan harus bergerak di luar pemeriksaan kotak dan window dressing. Di dunia yang semakin menilai mereka berdasarkan kinerja LST mereka, mereka harus melihat kepada pendorong yang lebih mendasar---khususnya strategi---untuk mencapai hasil nyata dan diberi penghargaan untuk mereka.Â
Kajian Harvard Business Review menunjukkan perlunya paradigma manajemen baru bagi para eksekutif perusahaan---di mana pertimbangan LST tertanam baik dalam strategi maupun operasi.