Bagaimana Transformasi Teknologi dapat Menghasilkan Values...???
Pada tahun lalu, krisis Covid-19 telah memperjelas keharusan bisnis untuk membuat perubahan yang didorong oleh teknologi, yang sekarang lebih banyak terjadi daripada sebelumnya. Survei Global McKinsey terbaru tentang teknologi dan bisnis, menunjukkan kemajuan dalam integrasi teknologi dan bisnis. Integrasi tersebut menciptakan nilai bisnis yang nyata, termasuk aliran pendapatan baru dan biaya yang lebih rendah. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa, rata-rata, beberapa aktivitas transformasi menghasilkan dampak yang lebih besar daripada yang lain. Dan menurut data, perusahaan dengan organisasi TI berkinerja terbaik telah membedakan diri mereka dari yang lain dalam upaya mereka untuk menciptakan nilai, mengadopsi teknologi baru, dan mendekatkan teknologi dan bisnis.
Berdasarkan hasil Survei Global McKinsey tentang teknologi dan bisnis terbaru (Maret 2021) dapat diperoleh tujuh pelajaran utama tentang transformasi teknologi dalam dunia bisnis.
Pelajaran Pertama: Investasi teknologi menciptakan nilai bisnis yang signifikan
Sesuai hasil survei, lebih dari tiga perempat inisiatif yang dilakukan oleh perusahaan telah menghasilkan beberapa atau pengurangan biaya yang signifikan dan peningkatan pengalaman insan perusahaann. Upaya perubahan telah meningkatkan pendapatan dari aliran yang ada, dan menghasilkan pembuatan aliran pendapatan baru, misalnya, lini produk baru atau bisnis baru.
Namun demikian, investasi teknologi bukanlah upaya satu kali untuk mengejar ketinggalan, tetapi perusahaan masih mempunyai rencana untuk mengejar setidaknya satu transformasi lagi dalam satu atau dua tahun ke depan.
Pelajaran Kedua: Transformasi yang berfokus pada orang menghasilkan values paling banyak
Berkenaan dengan dampak, survei menunjukkan bahwa tidak semua jenis transformasi diciptakan sama. Di antara sepuluh inisiatif transformasi, responden mengatakan bahwa perubahan pada insan perusahaan dan strategi Talent Management adalah salah satu langkah bernilai tertinggi yang harus dilakukan. Perusahaan yang telah mengubah pendekatan mereka terhadap talent teknologi, yaitu, mengubah praktik untuk menarik, mempertahankan, dan meningkatkan talent dengan keterampilan digital dan teknik. Pendekatan tersebut mempunyai dampak terbesar terhadap bisnis.
Dampak bisnis terbesar yang dirasakan adalah mewujudkan aliran pendapatan baru, mengurangi biaya, dan meningkatkan pengalaman insan perusahaan. Di samping itu, meningkatkan analitik data merupakan faktor penting yang memungkinkan pendapatan baru dan meningkatkan aliran pendapatan yang ada. Sementara itu, perusahaan yang mengalami nilai negatif pada bisnis mereka, tidak melakukan transformasi talent atau penskalaan data dan kemampuan analitik perusahaan.
Namun meskipun inisiatif yang berfokus pada insan perusahaan terkait paling erat dengan penciptaan values, tetapi menjadi hal yang paling kecil kemungkinannya untuk dikejar oleh perusahaan di masa depan. Sebaliknya, sebagian besar responden memperkirakan perusahaan mereka akan mengejar digitalisasi pengalaman pengguna akhir, penskalaan data dan analitik, dan peningkatan arsitektur TI. Kondisi tersebut merupakan perubahan penting dari survei tahunan sebelumnya, ketika transformasi infrastruktur adalah yang paling banyak dikejar oleh perusahaan. Sekarang, perusahaan cenderung mengatakan bahwa mereka akan memodernisasi infrastruktur dalam satu atau dua tahun ke depan.
Pelajaran Ketiga: Talent dalam transformasi teknologi sangat berharga untuk dikejar tetapi sulit untuk dieksekusi
Transformasi yang berfokus pada strategi bakat tidak hanya menonjol dalam potensi nilainya, tetapi juga jauh lebih umum di perusahaan dengan kinerja terbaik. Perusahaan dengan kinerja terbaik melakukan transformasi strategi talent management dalam beberapa tahun terakhir.
Kebutuhan untuk menangani talent management bersifat universal dan mendesak. Banyak perusahaan merasa perlu mengganti atau melatih ulang insan perusahaan secara mendasar untuk menutupi kesenjangan keterampilan dalam organisasi. Tantangan utama perusahaan yang telah melakukan transformasi baru-baru ini, terkait dengan masalah talent serta culture, yaitu, kesenjangan keterampilan dan perbedaan budaya, kesulitan dalam mengubah budaya dan cara kerja, dan kesulitan menemukan bakat untuk mengisi peran baru. Perusahaan yang belum berhasil mengatakan bahwa mereka terjebak dengan status quo karena sulit untuk mendapatkan talent yang mereka butuhkan.
Pelajaran Keempat: Tantangan talent memiliki implikasi yang jelas untuk pencarian sourcing
Mungkin karena perusahaan telah menemukan perubahan terkait talent begitu sulit untuk dikejar, banyak perusahaan telah menggunakan pendekatan baru atau berbeda dalam mencari sumber untuk mengisi beberapa celah akibat ketergantungan pada penyedia eksternal untuk mendukung aktivitas inti TI dan aktivitas digital telah meningkat. Banyak perusahaan melakukan perubahan pada strategi sourcing mereka, dengan mengandalkan mitra sourcing untuk melengkapi kapabilitas internal dan melibatkan mitra dalam berbagai model pengadaan, dari waktu dan bahan tradisional hingga layanan terkelola dan usaha patungan.
Pelajaran Kelima: Perusahan berkinerja terbaik melakukan lebih banyak transformasi
Perusahaan-perusahaan berkinerja terbaik tidak hanya melihat lebih banyak nilai sebagai hasil dari transformasi teknologi mereka, tetapi juga telah berfokus pada banyak inisiatif. Rata-rata, mereka telah menjalankan lima inisiatif transformasi dalam beberapa tahun terakhir.
Membangun kapabilitas di satu area perusahaan sering kali memerlukan pengembangan pada area lain pada saat yang bersamaan karena kapabilitas tersebut saling memperkuat. Misalnya, perusahaan yang berupaya meningkatkan kemampuan agile-development mereka sering kali berinvestasi dalam merekrut talenta baru, di lain sisi juga mempercepat cloud atau strategi otomatisasi untuk memungkinkan integrasi berkelanjutan (continuous delivery) dan Development Operational System secara paralel.
Pelajaran Keenam: Penggunaan teknologi maju yang lebih luas mendukung penciptaan values yang lebih besar
Survei menunjukkan bahwa secara keseluruhan, teknologi canggih dapat menghasilkan nilai yang sangat besar dalam transformasi teknologi. Perusahaan yang berkinerja baik telah menggunakan Internet of Things (IoT) atau teknologi komputasi dalam transformasi menghasilkan pengurangan biaya yang signifikan. Namun teknologi ini relatif masih belum umum. Masih sedikit perusahaan yang menggunakan IoT sejak awal.
Perusahaan dengan kinerja terbaik menggunakan rangkaian teknologi yang sedikit lebih besar dengan menggunakan empat hingga enam teknologi canggih. Sementara itu, sebagian besar perusahaan hanya dengan menggunakan satu teknologi canggih. Selain itu, perusahaan kuartil teratas, sangat melibatkan para pemimpin teknologi senior dalam perencanaan strategis, sebaliknya perusahaan kuartil bawah kurang melibatkannya.
Pelajaran Ketujuh: Menjembatani jurang bisnis-teknologi sangat penting untuk kinerja yang lebih baik
Di luar fokus mereka pada bakat, penerapan teknologi baru, dan agenda transformasi yang luas, perusahaan berkinerja terbaik juga mengikuti beberapa praktik yang mendorong kemitraan yang lebih kuat antara teknologi dan bisnis. Di organisasi TI dengan kinerja terbaik, pemimpin senior perusahaan sangat terlibat dalam perencanaan strategis. Di organisasi ini, TI dan tim bisnis juga lebih cenderung bekerja sama untuk mengembangkan strategi dan menyampaikan teknologi.
Perusahaan dengan kinerja teratas hampir tiga kali lebih mungkin dibandingkan dengan perusahaan kuartil bawah untuk mengatakan bahwa bisnis dan TI membentuk strategi perusahaan dan teknologi. Dan mereka lebih dari empat kali lebih mungkin dibandingkan perusahaan kuartil terbawah untuk memiliki model operasi yang terintegrasi secara digital atau sepenuhnya digital, di mana tim digital dan berorientasi bisnis --- atau tim lintas fungsi --- semuanya menghadirkan teknologi di seluruh organisasi.
Perusahaan berkinerja terbaik jauh lebih fokus daripada yang lain pada pengukuran, bahkan untuk metrik yang tidak khusus untuk teknologi. Perusahaan kuartil teratas lebih cenderung melacak kinerja organisasi teknologi mereka serta kinerja tim di seluruh perusahaan, menggunakan metrik yang lebih berorientasi bisnis seperti kepuasan pengguna, waktu ke pasar, dan dampak keuangan.
Dari hasil survey dan pelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa transformasi teknologi sangat dibutuhkan untuk mencapai sustainable competitive advantage. Namun keberhasilan transformasi teknologi pada bisnis tidak semata-mata ditentukan oleh pembangunan infrastuktur TI, tetapi juga diperlukan strategi talent management yang disertai dengan pembangunan values dan implementasi corporate culture agar mampu bertahan dalam menghadapi tatanan "new normal" pasca krisis dan pandemi Covid-19.
Penulis,
Merza Gamal
Author of Change Management & Cultural Transformation
Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI