Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cara Memaknai Obrolan dalam Mimpi

21 Mei 2018   13:30 Diperbarui: 21 Mei 2018   14:20 1831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya sudah biasa kalau mau sembahyang ribut-ribut." balas bapak saya dengan nada meninggi, sepertinya bapak saya emosi dinasehati seperti itu.

Lalu saya menengahi obrolan mereka agar tidak semakin panas. "Areehh.. guru neh! Coba deh jangan ribut gitu!' Ujarku agak kesal juga melihat sikap bapak saya. Tumben  sikapnya terlihat begitu.

Tiba-tiba suasana berubah, seperti sudah berganti hari, masih di sekitar tempat itu, akan tetapi sudah tidak ada pura besakih. Kami tinggal bertiga, yaitu bapak saya, wa Komang (paman), dan saya sendiri. Disitu kami membahas ilmu perjodohan, patemuan.

"Kalau mencari isteri, utamakan perjodohannya baik, karena bila perjodohannya baik maka keluargamu akan langgeng kelak. Sedangkan perasaan sayang yang mendalam itu hanya bertahan satu tahun, sesudah itu akan biasa saja." Ujar pamanku.

"Cocok kayaknya, apalagi wanita cepat tua kalau sudah menikah." Pikirku, sembari manggut-manggut mengiyakan nasehat paman. 

Lalu bapak saya menimpali, "Tidak selalu begitu, perasaan juga sangat penting. Mencari jodoh yang baik itu sangat susah." Ujar bapakku sambil melirik saya,  "Asalkan perjodohan sudah dominan baik, itu sudah bagus." Lanjutnya lagi. Terlintas dalam benak saya bahwa  ada banyak petung atau metode menghitung perjodohan. Bila dari banyak metode itu lebih banyak menyatakan baik, maka hal itu sudah termasuk perjodohan yang baik.

Saya tersenyum ketika sadar dari mimpi, obrolannya sangat menarik bagi saya dan mudah dipahami. Saya ulang-ulangi obrolan itu dan mencatatnya. Mimpi model obrolan seperti itu nasehatnya diarahkan kepada kita meski dalam mimpi seolah-olah nasehatnya ke orang lain, dalam cerita di atas seolah-olah bapak saya menjelaskan ke paman saya, padahal maksud sebenarnya, nasehat bapakku maupun paman, keduanya menasehati saya.

Makna mimpi tersebut terbagi menjadi dua jenis nasehat, terlebih lagi dalam mimpi seolah-olah hari sudah berganti, sehingga mimpi tersebut bercerita lebih dari satu persoalan.

Makna mimpi pada bagian pertama, bahwa Bhatara Hyang Guru (simbol ayah), Bhagawan Wiswa Karma (simbol wa karma) dan dewa Kembar (simbol wa komang karena beliau lahir kembar) menasehati keluarga saya agar tidak terbiasa ribut-ribut kalau mau sembahyang atau menghaturkan persembahan di Kamulan.

Bagian kedua, ini cukup menarik. Saya pernah ragu dengan ilmu perjodohan yang saya pelajari, lalu muncul pertanyaan dalam hati, "Sejauh mana sih pentingnya ilmu perjodohan bagi kita dalam pernikahan?", dan jawabannya seperti di atas. Kesimpulan makna mimpinya; bila pernikahan cocok berdasarkan ilmu perbintangan maka perkawinan akan langgeng, perasaan sayang tidak mudah memudar.

Tidak perlu mencari perjodohan yang sangat baik, karena hal itu sulit ditemukan, selalu ada sisi buruknya, asalkan secara umum sudah dominan bermakna baik maka itu sudah termasuk perjodohan yang baik. Dan penting memperhatikan perasaan dalam mencari jodoh, perasaan yang dimaksud adalah kata hati ataupun 'kletegan bayu', getaran cinta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun