Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Rina Kembang Hati

14 Maret 2018   19:13 Diperbarui: 15 Maret 2018   05:35 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pikiranku bergejolak membaca pesannya karena beberapa minggu lalu aku juga memimpikannya. 

"Ceritanya aq berada di swatu tmpat yg tidak begitu diketahui, samar2 seperti di Bangli. Disitu aq melihat bli berpakaian pengantin payas agung, berpasangan dgn sesorg yg tak kukenal. Tempat itu bukan tempt resepsi, tetapi pura. Setelah aq masuk, aq melihat orang sedang sholat. Lalu mereka menghiasa dua ekor ayam; jantan-betina, ayam itu dinikahkan!"

"Kok bisa ya Wi memimpikan bli begitu. Memimpikan seseorang menikah itu pertanda tak baik, tetapi kadang mimpi muncul sebagai bahasa isyarat, bahkan bercerita apa adanya."

"Aq takut bli.."

"Takut kenapa?"

"Gak tahu, takut gitu aja!"

Aku tak melanjutkan obrolan dengan Sang Ayu, aku melihat pesan dari Rina.

"Udah bobok bli? Kok gak inbox aku?!"

"Belum.. wong bli nunggu Diajeng untuk inbox bli."

"Iihh jahat banget sih! Kan gak enak cewek duluan?"

"Hello.. bangun, bangun! Sudah tahun berapa sekarang, Diajeng? Sekarang sudah jaman milenial, 'Jaman Now'.. jaman emansipasi perempuan!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun