Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Alasan Mimpi Menggunakan Bahasa Simbol (Berdasarkan Tradisi Bali)

12 Juli 2017   17:22 Diperbarui: 13 Juli 2017   20:52 1851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandangan demikian cukup meyakinkan bagi kita bahwa mimpi merupakan bagian dari kerja pikiran alam bawah sadar dan pikiran kausal. Akan tetapi berdasarkan pengalaman pribadi pandangan seperti itu tidak sepenuhnya benar karena dalam keadaan tertentu mimpi melibatkan mahkluk gaib ataupun makluk suci seperti leluhur, dewa, bahkan Tuhan. Ada beberapa kasus mimpi saya berupa sabda dari dewa hyang alit, bahkan Bhatara Hyang Guru (Tuhan).

Reaksi terhadap Mimpi
Saya pernah menangis setelah terbangun dari mimpi. Mimpinya tidak sedih, hanya saja seakan bisa merasakan kehadiran saudara yang telah tiada, telah menjadi dewa hyang alit; meninggal waktu kecil dan sudah diupacarai.

Awalnya mimpi agak seram. Dalam mimpi itu saya pergi ke suatu tempat, seperti kantin sekolah. Lalu saya balik mau ke rumah bawa motor. Di jalan yang agak menurun, jalan sempit, saya diseruduk cewek dari belakang hingga motor terjatuh ke bawah sengkedan: 'beten pangkedan'. Telapak kakiku terasa sakit, setelah dilihat ternyata tak berdarah, tetapi membengkak bernanah. Lalu saya tekan, nanah itu keluar berwarna seperti merah jambu. Banyak sekali, lebih dari satu liter. Merasa ngeri melihat keadaan seperti itu. Cewek yang menabrak saya dari belakang itu Jro DA (disamarkan). Lalu, dia ingin mencarikan pertolongan. Katanya akan menelpon WDA, cewek yang pernah saya sayangi. Tak lama berselang datanglah Nyoman D, adiknya WDA, dia menolongku. Saya pun terbangun. Telapak kaki masih terasa sakit saat sadar dari mimpi.

Setelah terbangun, mencoba memaknai mimpi itu dengan tenung 'Tanya Lara', memaknai mimpi berdasarkan hari mimpinya. Mimpi itu jatuh pada Wraspati Wage nuju Aryang. Aryang ngaran dewa Hyang. Urip atau neptunya yaitu 8+4+6=18. 18:4=4, sisa 2, artinya kala. Jadi bila digabung menjadi kalan dewa Hyang; kemarahan leluhur. Hal itu membuat saya bingung, apa salahku, kenapa disalahkan dewa Hyang, apa dosaku? Pertanyaan demi pertanyaan pun muncul dalam lubuk hati, tanpa menemukan jawaban.

Hari berikutnya pada dini hari saya lagi mimpi, bertepatan dengan sugian Bali dan kajeng Kliwon Nyitan. Dalam mimpi itu saya dan kakak saya merabas rerumputan meranggas di rumah kunoku yang telah dilebur. Rumah itu terlihat sudah tinggal kerangkanya saja. Tiba-tiba turun hujan lebat. Saya melihat anjing berteduh dekat tembok dan mengusir anjing itu tetapi tak mau pergi. Saya pun berteduh ke gudang bawang merah sebelahnya yang sudah reot, bertingkat, terbuat dari bambu. Tiba-tiba ada beberapa remaja datang, mereka kehujanan, bikin suasana riuh gaduh. Saya menganggap dan merasa orang itu keluargaku, tetapi wajah tak jelas. Di gudang reyot itu ada ayam, tapi ayamnya pintar. Ditaruh pada tingkatan pertama, dia tak mau. Saya pindahkan ke atas baru dia mau diam.

Tak lama berselang, di gudang itu saya menemukan buah pisang yang cukup banyak, tetapi sudah rusak. Saya mulai sadar dari mimpi, tetapi belum sadar seutuhnya: setengah sadar. Saya ingat kalau saya sedang tidur dan barusan mimpi. "Apa ya maksudnya saya mimpi seperti itu? Aneh!" Hati menggugat, padahal belum terbangun, masih dalam suasana tidur. Tiba-tiba suasana berubah menjadi gelap meski mata belum terbuka tetapi saya merasakan terjadi perubahan suasana menjadi gelap. Dalam hitungan detik, datang remaja laki-laki dan berubah jadi kecil bercahaya, lalu seperti masuk ke dalam tubuh saya. Dia pun berkata, "Sing ingetang ke tiange? Gaenang tiange banten nebusin, salaran, pejati." Apakah tidak ingat sama saya? Buatkan saya ritual banten nebusin, salaran, pejati.

Setelah mendengar kata-kata itu, saya pun sadar seutuhnya. Saya langsung ingat kalau saya memiliki saudara lagi empat dari dua ibu, satu cewek, sudah meninggal: satu keguguran, yang lainnya sudah lahir tetapi meninggal masih bayi. Dari empat itu, tiga lebih dewasa dariku, satu lagi lahir belakangan. Sepertinya yang berbicara padaku itu adalah adikku. Karena dia bilang tiang, bukan bli.

Saya merasa sedih dibuatnya, seakan mereka ada di dekatku. Saya ingat kalau mereka belum diupacarai waktu ini, padahal seharusnya bersamaan dibuatkan upacara seperti dibuatkan untukku dan keluargaku yang lainnya karena waktu ini keluargaku membuat sanggah kamulan. Dan seharusnya mereka yang sudah menjadi dewa Hyang Alit juga harus dibuatkan upacara seperti yang lainnya.

Namun keluarga kami melupakan mereka, sehingga sekarang mereka luntang-lantung di alam sana, mereka kehujanan, tidak ada tempat berteduh bagi mereka karena rumah kuno sudah dilebur secara niskala (dilebur menggunakan ritual), terutama pelanggatan, tempat stana para arwah orang yang telah tiada, yang seharusnya sudah distanakan di Kamulan baru itu.

Air mataku tumpah memikirkan hal itu. Kasihan saudara-saudaraku kesasar di alam sana. Dalam hati berjanji pada mereka akan menyampaikan permintaannya pada bapakku, "Nah, bli akan sampaikan sama Guru. Maafkan bli sudah melupakan kalian".

Jauh hari sebelum hari H pelaksanaan ritual itu juga sudah diberi petunjuk mimpi, tetapi mimpi saya dikatakan bunga tidur oleh bapak saya, sehingga saya pun mengabaikannya, tetapi anehnya saya selalu ketiban sial. Bahkan juga terjadi hal-hal aneh, seperti misalnya ibuku melihat saya berdiri di luar rumah, padahal saya ada di dalam rumah sedang nonton TV. Sampai ibuku kaget.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun