- Makedut ring cikut tengen, asing teka megawe asih: Berkedut di cikut (siku) kanan, orang yang datang hendak berbuat baik.
 - Makedut ring cikut kiwa, gusti duka: Berkedut di cikut (siku) kiri, gusti marah. Gusti tafsir kekinian yaitu orang yang memiliki kedudukan di pemerintah, terutama yang menjadi pimpinan, kepala.
 -  Makedut ring kempol, wong ngucap ala: Berkedut di bokong, ada orang membicarakan buruk.
 - Makedut ring duur silit, wong makweh, anak luh asih: Berkedut di atas dubur (depan dubur), orang banyak, orang perempuan bersimpati, menaruh kasih.
 - Makedut ring silit sor, wargi ngucap ala: Berkedut di bawah dubur (belakang dubur), keluarga membicarakan buruk.
- Makedut ring purusnia, wong pamitra ngucap ala: Berkedut di kemaluan, sahabat membicarakan buruk.
 - Makedut ring wetis kiwa, maya rauh: Berkedut di betis kiri, maya (mahkluk gaib jahat) datang.
- Makedut ring wetis tengen, pamitra ngucap ayu: Berkedut di betis kanan, sahabat membicarakan baik.
 - Makedut ring soca tengen (?), wong nyama panunggalan pejah: Berkedut di mata kanan, saudara dekat dari pihak laki-laki mati; mendapat musibah, sakit, menderita. Bagian yang ini agak membingungkan, soalnya sudah disebutkan sebelumnya namun muncul kembali. Barangkali yang dimaksud disini soca batis (mata kaki).
 - Makedut ring soca kiwa, wesya teka, dusta paek, kadang luh pejah: Berkedut di mata kiri (mata kaki?), wesya datang, pencuri dekat. Terkadang ada orang perempuan mati; menderita sakit, kena musibah.
 - Makedut ring cikut tengen, ayu:  Berkedut di cikut kanan, pertanda baik. Sepertinya yang dimaksud cikut disini yaitu cikutan batis (tumit).