Mohon tunggu...
mertamerdeka
mertamerdeka Mohon Tunggu... Buruh - jalan(g)raya

Aku mengawini puisi dengan luka juga Amor Fati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Algoritma Tubuh

19 Oktober 2023   05:28 Diperbarui: 19 Oktober 2023   05:48 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah malam,

Tubuhku mengintip dirinya yang sedang duduk,

Di pojok tembok

Dengan sebotol anggur dan sebungkus rokok murah

Tidak ada pergerakan

Antara tangan dan mulutnya

Entah tangannya yang marah

Pada mulutnya yang pink

Atau mulutnya yang bosan untuk berdenting

Kehidupan didalam tubuhnya

Hanya mengumpulkan sunyi

Memandangi sebotol anggur

Dan sebungkus rokok

"mungkin dia sedang mengingat dimana letak korek apinya" pikirku,

Sembari melihat sekeliling,

~Born to Die~ Lana Del Rey

Tidak bisa memecahkan kesunyian yang ia buat,

Seperti labirin kaca berlapis anti peluru

Dan dia ada didalamnya

Sepuluh menit, tubuhku melihat dirinya berteduh

Dibawah jarring laba -- laba

Entah karena malas membersihkan kamarnya, atau memang,

Dia sangat mencintai sesuatu hal yang alami,

Akhirnya,

Tangan dan mulutnya mendengarkan angin,

Dituangnya anggur kedalam gelas kesayangannya

Dan sebatang rokok dia pantik sebanyak tiga kali,

Seperti kabut, kehidupan mulai muncul dibaliknya

Kepalanya mengarah kesebelah kiri, meratapi lemari dan buku -- buku diatasnya

Dia menghisap rokonya,

Lebih lama

Lebih lama

Buku catatan itu menarik perhatiannya

Segera dia menarik pulpen dari saku tas kecilnya

Dan dia, mulai menulis

Tubuhku melihat,

Dirinya yang sedang kesepian,

Tangerang/19 Februari 2022/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun