Wakil Gubernur (Alm) Papua Klemen Tinal ikut pasang badan. Klemen menegaskan, seluruh pertandingan cabang olahraga harus dilaksanakan di Papua. "Saya mau tegaskan sekali lagi bahwa PON tetap di Papua, tidak ada di provinsi lain!"
 13 Februari 2020, Menpora Zainudin Amali terbang dari Jakarta ke Papua untuk pertama kalinya. Ia bermaksud meninjau perkembangan pembangunan venue. Dari hasil pantauannya, Menpora memastikan, Papua sangat siap menggelar PON. "Satu hal yang perlu saya sampaikan, melihat persiapan dari beberapa waktu ini, secara keseluruhan, Papua sudah sangat siap menjadi tuan rumah, jadi jangan ada keraguan lagi," jelasnya. Pernyataan Amali tersebut berhasil mendinginkan suasana.
Tapi badai belum berhenti. Di tengah gonjang-ganjing itu, nun jauh di Tiongkok, merebak wabah virus Corona. Virus yang kemudian menjadi momok di hampir seluruh belahan dunia, berdampak pada segala sendi kehidupan, termasuk olahraga. Sejumlah agenda-agenda besar olahraga harus ditunda, mulai dari kompetisi sepak bola hingga Olimpiade Tokyo 2020.
Indonesia termasuk negara yang harus bergelut dengan virus yang populer dan dikenal sebagai COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) ini. Konsentrasi terfokus pada penanganan Covid-19, anggaran lebih banyak dialihkan untuk sektor kesehatan dan bantuan sosial. Begitu massifnya kenaikan angka kasus positif Corona, hingga desakan untuk menunda event PON pun mengemuka. Keputusan ada di tangan Presiden Republik Indonesia.
Tok, setelah mendengar berbagai masukan, Presiden Joko Widodo akhirnya memutuskan menunda penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional XX Papua 2020.Kepastian itu disampaikan Joko Widodo dalam rapat virtual kabinet, 23 April 2020. PON diundur setahun dari jadwal awal.
"Kita putuskan PON ditunda, dilaksanakan bulan Oktober 2021, harapan kita bersama, Papua benar-benar siap sebagai tuan rumah, baik venue maupun infrastruktur pendukung lainnya," kata Jokowi.
Keputusan ini ibarat napas baru untuk tuan rumah. Mewakili Pemerintah Provinsi Papua, Klemen Tinal menyatakan menerima amanat presiden tersebut. Ia mengaku, ini justru kesempatan Papua sebagai tuan rumah untuk mempersiapkan diri lebih baik.
"Jadi, PON mundur ini kesempatan bagi Papua, sisa waktu kita pakai untuk menyelesaikan hal-hal yang terkait dengan PON seperti venue maupun infrastruktur pendukung lainnya," kata Klemen yang juga hadir dalam rapat kabinet tersebut.
Klemen memastikan, penundaan ini murni karena wabah Corona, tak ada kepentingan lain. Oleh karena itu, ia meminta seluruh masyarakat Papua bisa menerima keputusan tersebut.
Menpora Zainudin Amali menjelaskan, pemilihan jadwal baru Oktober 2021 sudah dipertimbangkan matang. "April 2021 kita ada puasa dan lebaran, Mei-Juni ada Piala Dunia U-20, Juli-Agustus Olimpiade, dan bulan Desember Sea Games Vietnam," jelas Zainudin.
Titik balik dari rasa pesimisme akan kesanggupan Papua sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) tiba juga pada sekitaran September 2020. Itu setelah Panitia Besar PON merencanakan peresmian venue cabang olahraga, yang salah satunya Stadion Papua Bangkit, yang  berganti nama menjadi Stadion Lukas Enembe. Nama baru itu didedikasikan untuk Gubernur Papua sekarang sebagai tokoh yang berjasa membawa PON ke Tanah Papua.