Mohon tunggu...
Suara Merdesa
Suara Merdesa Mohon Tunggu... -

Mengabdi desa, Menyuarakan yang tak terungkap.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengungkap Celah 'Permainan' Kemendes Dalam Seleksi Pendamping Desa 2016 (Bagian 1)

22 Mei 2016   18:42 Diperbarui: 24 Mei 2016   18:54 14432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga hari terakhir penutupan pendaftaraan, 16 Mei 2016, total pelamar pendamping desa sebanyak 74000 orang pelamar. Namun sumber yang beredar, pada saat koordinasi di kantor kemendes bersama 5 Satker se Jawa tanggal 17 Mei 2016, disebutkan jumlah pelamar mencapai hingga 140 ribu.

Dengan kuota yang dibutuhkan, maka para pelamar yang jumlahnya 140.000 hanya memiliki peluang 5% untuk bisa lolos menjadi pendamping desa. Itu jika persaingan dilaksanakan secara sportif. Masing-masing pihak mentaati prosedur yang ada. Tidak ada yang melaju dijalan pintas.

Namun jika cara-cara kotor masih dipraktikkan oleh pihak-pihak tertentu sebagaimana pengalaman seleksi pendamping Desa 2015, makan peluang 5% di atas akan makin mengecil bahkan tidak ada peluang sama sekali.

Jika merujuk pada fakta lapangan hari ini, makan cara-cara instan dimungkinkan masih akan ditempuh oleh kelompok yang memiliki dukuangan kuat di kementerian. Tak peduli meski seleksi pendamping desa kali ini mendapat sorotan penuh dari berbagai pihak. 'Orang dalam' tetap tidak kurang akal. Berikut beberapa potensi yang bisa menjadi ruang permainan dalam seleksi pendamping desa 2016.

1. Kebocoran Soal Seleksi Tes Tulis dan Psikotes

Bukan rahasia lagi bahwa pada seleksi pendamping desa tahun 2015 lalu banyak kebocoran soal dan jawaban seleksi tes tulis. Soal-soal tes yang diduga berasal dari oknum orang dalam kemendes menyebar secara massif melalui gerbong partai yang memiliki kedekatan dengan sang menteri.

Saking masifnya, kebocoran soal dan jawaban juga menyebar keluar gerbong kepentingan yang diharapkan. Tidak kurang akal, demi menyelamatkan kepentingan kelompoknya, soal dan jawaban pun diubah dan dibocorkan kembali. Menurut salah satu sumber yang menerima bocoran, hingga detik akhir menjelang tes, ditengarai terjadi perubahan sebanyak 3 kali atas soal dan jawaban seleksi yang dibocorkan.

Atas praktek kotor tersebut, banyak pelamar yang sebenarnya lebih berkompetan dan berpengalaman gugur dikalahkan oleh para pelamar yang memiliki afiliasi politik tertentu. (Baca: Fakta Keterlibatan Kader PKB dalam Seleksi Pendamping Desa 2015 )

Jika mengaca pada proses seleksi pendamping desa tahun 2015 lalu, maka kebocoran soal berikut jawabannya pada seleksi tahun ini juga sangat besar kemungkinannya. Penyusunan dan distribusi soal menjadi kewenangan penuh satker Pusat melalui panitia seleksi pendamping desa.

Keterlibatan perguruan tinggi di masing-masing provinsi hanya pada saat pelaksanaan tes tulis di lapangan. Mereka tidak terlibat dalam proses penyusunan soal maupun pengawasan proses distribusinya. Tanpa pengawasan pihak independen, siapa yang menjamin bahwa soal-soal tersebut tidak akan bocor?

2. Pembobotan pengalaman pemberdayaan yang asal-asalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun