Namun, sebelum dia sempat melanjutkan, Drusila sudah meluncurkan pidato panjang.
"Rino! Kamu tahu nggak, diet itu bisa bikin orang kelaparan dan stres? Bayangkan, kamu nggak boleh makan pizza atau burger! Apa gunanya hidup tanpa kenikmatan? Hidup itu harus dinikmati, bukan disiksa!"
Rino menyerah, mengangkat tangan seperti pemain bola yang baru saja dikenai pelanggaran. Dia berjalan pergi, mencari hiburan dalam bentuk buku astronomi. Kadang-kadang dia merasa bintang-bintang di langit lebih mudah dipahami daripada kakaknya.
Di hari lain, Selma sedang berusaha menyelamatkan rumah dari kekacauan. Tapi Drusila, yang selalu penuh energi seperti mesin diesel, tiba-tiba melompat dengan ide baru.
"Selma! Rekam aku!" serunya, melempar tumpukan baju ke sofa seperti seorang atlet angkat besi.
"Aku punya ide konten baru. Bayangkan aku jadi alien yang terjebak di Bumi! Ya ampun, pasti viral!"
Selma sudah pasrah. "Drusila, mungkin kamu bisa bantu aku dulu lipat baju ini?" Selma mencoba, dengan nada suara yang hampir memohon.
Tapi tentu saja, Drusila tidak mendengarkan. Dia sudah masuk mode kreatif. Dalam kepalanya, dia adalah sutradara, aktor, dan produser TikTok yang paling berbakat di dunia.
"Selma, ini harus segera direkam! Kapan lagi aku punya ide sebrilian ini?" katanya, mata berkilat-kilat seperti lampu disko.
Selma menghela napas panjang, lagi. Kadang-kadang dia merasa paru-parunya bekerja keras hanya untuk bertahan hidup bersama Drusila.
Sementara itu, tetangga mereka, Bu Rina, sedang berjalan meregangkan diri di halaman rumahnya. Dia mendengar kegaduhan dari rumah Drusila dan menggelengkan kepala.