Ketika matahari mulai tinggi, Klitsco sudah menyelesaikan banyak pekerjaan di rumah. Saat istrinya baru terbangun dan memulai aktivitasnya, ia akan menyambutnya dengan secangkir kopi dan senyum hangat.
Meski begitu, Klitsco tidak pernah menganggap istrinya sebagai beban. Istrinya adalah teman sejiwa, seseorang yang telah menemaninya melewati berbagai suka dan duka dalam hidup.
Jika pun ada perselisihan, Klitsco lebih sering memilih untuk diam dan membiarkan waktu yang menyelesaikannya. Ia percaya, dengan cara itu, ketenangan akan selalu kembali.
Ketika malam tiba, dan keduanya berbaring di ranjang yang sama, tak ada yang perlu mereka bicarakan panjang lebar. Hanya kebersamaan yang damai, saling bersandar tanpa perlu kata-kata berlebihan.
Klitsco tahu, hidupnya mungkin tidak sempurna, tapi bersama istrinya, ia selalu merasa cukup.
Kisah Klitsco ini menggambarkan kehidupan yang mungkin sederhana di mata banyak orang, tetapi penuh makna bagi mereka yang menjalani.
Dalam kesederhanaan dan rutinitas sehari-hari, Klitsco menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil: membantu istrinya, merawat kucing-kucing mereka, menulis, dan melakukan pekerjaan rumah tanpa banyak keluhan.
Bagi Klitsco, cinta tidak selalu tentang hal-hal besar, melainkan tentang ketulusan hati dan kesediaan untuk saling mengalah.
Pada akhirnya, Klitsco tahu bahwa hidupnya bersama istrinya adalah perjalanan yang tidak sempurna, tapi di situlah letak keindahannya.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H