Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan Untuk Generasi Emas 2045

8 Oktober 2024   05:45 Diperbarui: 9 Oktober 2024   07:28 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara teori, dengan kekayaan alam yang melimpah, Indonesia seharusnya mampu menyejahterakan seluruh rakyatnya, termasuk para guru. Namun, kenyataannya justru sebaliknya: distribusi kekayaan ini tidak merata, dan banyak sektor penting seperti pendidikan tidak mendapatkan alokasi anggaran yang memadai.

Sebagai perbandingan, Arab Saudi, yang sebagian besar ekonominya bergantung pada minyak, mampu menyejahterakan rakyatnya. Meskipun tidak memiliki keragaman sumber daya seperti Indonesia, Arab Saudi berhasil mendistribusikan kekayaannya dengan lebih efektif, sehingga memberikan kesejahteraan yang lebih baik bagi warganya.

Di Arab Saudi, pendapatan negara dari minyak dialokasikan untuk berbagai program kesejahteraan, termasuk pendidikan dan kesehatan, sehingga guru di sana mendapatkan kompensasi yang layak.

Kondisi ini menunjukkan bahwa permasalahan utama di Indonesia bukanlah kekurangan sumber daya, melainkan masalah dalam pengelolaan dan distribusi kekayaan.

Kebijakan Pemerintah dan Tantangan Implementasi

Pemerintah Indonesia sebenarnya telah menyadari pentingnya peran guru dalam pembangunan nasional. Berbagai program telah diinisiasi untuk meningkatkan kesejahteraan guru, seperti program sertifikasi guru yang diharapkan bisa meningkatkan pendapatan mereka.

Namun, implementasi dari kebijakan-kebijakan ini sering kali tidak berjalan sesuai harapan. Salah satu contohnya adalah lambatnya pembayaran honor guru honorer, yang sering kali tertunda hingga beberapa bulan.

Selain itu, alokasi anggaran untuk sektor pendidikan sering kali tidak memadai. Meskipun anggaran pendidikan telah ditetapkan sebesar 20% dari APBN, realisasinya di lapangan tidak selalu berjalan lancar.

Banyak sekolah di daerah terpencil yang masih kekurangan fasilitas dasar, dan guru-guru honorer di daerah tersebut sering kali harus berjuang keras hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Di sisi lain, profesi seperti dokter dan pengacara mendapatkan perhatian lebih dari segi kebijakan dan kesejahteraan. Ini mungkin disebabkan oleh persepsi bahwa profesi-profesi tersebut lebih prestisius dan memiliki tanggung jawab yang lebih besar.

Padahal, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, peran guru dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas tidak kalah pentingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun