Kejahatan di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan. Berbagai macam bentuk kejahatan seperti pembunuhan, korupsi, hingga tawuran remaja, menjadi isu yang semakin mengkhawatirkan.
Setiap hari kita mendengar kabar-kabar buruk tentang tindakan kriminal yang dilakukan tanpa perasaan dan moralitas, seakan-akan pelaku kejahatan telah kehilangan rasa kemanusiaan dan empati.
Hal ini menjadi sebuah fenomena yang sangat bertolak belakang dengan citra masyarakat Indonesia yang selama ini dikenal sebagai bangsa yang santun, ramah, dan penuh tata krama.
Lantas, mengapa keadaan sekarang bisa berubah sedemikian rupa? Apakah ada sesuatu yang salah dalam tatanan sosial, budaya, atau mungkin sistem hukum kita?
Salah satu faktor yang diduga menjadi penyebab meningkatnya kejahatan di Indonesia adalah ketidakmampuan aparat penegak hukum dalam menjalankan tugasnya dengan tegas dan efektif.
Banyak laporan yang menunjukkan bahwa preman dan pelaku kriminal berkeliaran di tengah masyarakat tanpa ditertibkan, seolah-olah hukum telah kehilangan taringnya.
Ketidakmampuan dalam menegakkan hukum ini memberikan ruang bagi pelaku kriminal untuk merasa leluasa dalam melakukan aksi mereka tanpa takut akan konsekuensi hukum yang serius.
Selain itu, masyarakat juga mulai merasakan ketidakadilan dalam penanganan kasus kejahatan, di mana orang-orang yang seharusnya bertanggung jawab atas kejahatan yang mereka lakukan bisa melenggang bebas tanpa adanya hukuman yang setimpal.
Fenomena ini membuat masyarakat semakin kehilangan kepercayaan terhadap sistem hukum yang seharusnya melindungi mereka.
Selain ketidakmampuan aparat penegak hukum, masalah lain yang turut berkontribusi terhadap maraknya kejahatan di Indonesia adalah rendahnya disiplin di berbagai kalangan masyarakat, terutama di kalangan generasi muda.