Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kemeriahan di Tengah Ketimpangan Sosial - Sebuah Refleksi

19 September 2024   10:15 Diperbarui: 19 September 2024   10:18 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nnc-frontend.netralnews.com

Sambutan tersebut disambut tepuk tangan meriah oleh para tamu undangan, yang sebagian besar merupakan kerabat, kolega, dan rekan-rekan politik.

Ketika malam semakin larut, suasana semakin meriah. Musik mulai diputar dengan volume yang menggelegar. Sebuah band lokal tampil dengan sangat energik, membawakan lagu-lagu populer yang memancing para tamu untuk berjoget.

Tak hanya itu, ada juga penampilan artis-artis daerah yang memukau dengan suara indah mereka. Para tamu terlihat sangat menikmati suasana tersebut, bahkan beberapa di antaranya mulai menari di depan panggung, mengikuti irama musik yang menggema di seluruh area.

Sambil duduk, kami disuguhi berbagai macam minuman dan buah-buahan segar. Di meja saya, terdapat minuman bir yang disediakan dalam jumlah yang tidak sedikit.

Meskipun saya jarang minum, namun malam itu saya tergoda untuk menyesap beberapa gelas bir dingin. Tentu saja, saya menjaga batas agar tidak berlebihan, hanya sekadar ikut merasakan suasana pesta.

Suasana pesta semakin riuh saat penonton mulai membludak. Undangan yang hadir begitu banyak, hingga area dalam pagar yang cukup luas itu tidak mampu menampung seluruh tamu.

Orang-orang meluber sampai ke jalan raya di depan rumah, memenuhi setiap sudut yang ada. Lebar jalan itu sekitar 12 meter, tetapi tetap saja sulit bagi kendaraan untuk melewatinya, karena lautan manusia yang terus memadati area tersebut.

Menyaksikan kemeriahan acara ini, pikiran saya mulai melayang jauh. Di tengah keramaian dan hingar-bingar pesta, saya sempat memperhatikan salah satu anak dari tuan rumah.

Anak sulungnya yang kira-kira masih duduk di bangku SMA, terlihat berdiri di dekat panggung dengan tubuh yang besar dan tinggi (hampir 2 meter). Namun, saya tidak bisa mengabaikan fakta bahwa anak tersebut tampak sangat gemuk dan kurang bugar.

Tubuhnya terlihat lemah dan lesu, mungkin akibat gaya hidup yang kurang aktif dan pola makan yang tidak sehat. Ia bahkan sudah memakai kacamata tebal, tanda bahwa kesehatannya, terutama kesehatan matanya, mungkin sudah mulai terganggu.

Di sisi lain, saya juga melihat bagaimana kekayaan kawan kami terlihat nyata dalam segala hal yang ada di pesta itu. Ratusan dus minuman, baik yang ringan maupun keras, disediakan untuk para tamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun