Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan program Merdeka Belajar merupakan langkah progresif dalam mereformasi pendidikan Indonesia. Dengan fokus pada pengembangan karakter dan kompetensi holistik, kedua program ini berpotensi menghasilkan generasi pelajar yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia dan siap menghadapi tantangan global.
Namun, untuk mencapai tujuannya, diperlukan dukungan lebih lanjut dalam bentuk peningkatan pelatihan guru, infrastruktur yang memadai, dan sistem evaluasi yang lebih komprehensif.
Kebijakan pendidikan di bawah Menteri Nadiem Makarim membawa semangat baru dalam upaya mereformasi sistem pendidikan Indonesia.
Melalui pendekatan "Merdeka Belajar", Nadiem berusaha memberikan lebih banyak fleksibilitas dalam proses belajar mengajar, dengan harapan dapat menciptakan generasi siswa yang lebih kreatif, inovatif, dan berdaya saing di kancah global.
Namun, kebijakan ini juga menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal kenaikan kelas dan kelulusan otomatis serta penghapusan peringkat yang dianggap dapat menurunkan motivasi dan kualitas pendidikan.
Pada akhirnya, kebijakan pendidikan haruslah mampu menjaga keseimbangan antara memberikan kebebasan dalam belajar dengan tetap menjaga standar akademis yang ketat.
Tanpa adanya standar yang jelas, proses pendidikan dapat kehilangan arah, dan siswa tidak akan terstimulasi untuk mengembangkan potensi terbaik mereka. Oleh karena itu, reformasi pendidikan yang dilakukan perlu terus dievaluasi dan disempurnakan agar dapat memenuhi tujuan utamanya, yaitu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berbudi pekerti dan kompetitif di era global.
Juga yang harus diingat, para siswa dan siswi itu belum jadi pengusaha, jadi biarkan mereka belajar saja dulu. Tugas kita mengajar dan mendidik anak-anak kita, biar menjadi manusia yang siap untuk menghadapi tantangan global yang ke depannya akan mampu bersaing dengan orang lain maupun pekerjaan mereka yang sudah di rebut oleh robot dan AI (Artificial Intelligence).
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H