Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Wacana Penghapusan Huruf V

3 September 2024   07:23 Diperbarui: 3 September 2024   07:31 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara sebagian besar orang Indonesia mungkin tidak terbiasa atau tidak memiliki kemampuan alami untuk melafalkan huruf "V" dengan tepat, ini tidak berarti bahwa bunyi tersebut harus dihilangkan dari bahasa Indonesia.

Sebaliknya, upaya untuk menghapus huruf "V" hanya akan mengerdilkan khazanah bahasa dan mempersempit ruang bagi bahasa Indonesia untuk berkembang dan beradaptasi dalam konteks global yang semakin terintegrasi.

Apalagi di tengah perkembangan dunia modern yang mengharuskan kita untuk lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan, termasuk dalam hal bahasa.

Sebagai contoh, dalam dunia teknologi dan komunikasi, banyak kata-kata serapan yang mengandung huruf "V". Kata-kata seperti "video", "virtual", "virus", dan "vaccine" adalah bagian dari kosa kata global yang sulit dihindari dalam percakapan sehari-hari, bahkan di Indonesia.

Menghapus huruf "V" dari bahasa Indonesia hanya akan menciptakan kebingungan baru dan menghambat adaptasi bahasa ini dengan istilah-istilah global yang terus berkembang.

Keberadaan huruf "V" dalam bahasa Indonesia, meskipun terbilang jarang digunakan dan mungkin sulit diucapkan oleh sebagian besar orang, memiliki arti penting dalam mencerminkan adaptasi dan pengaruh dari budaya lain.

Ini adalah bagian dari dinamika bahasa yang alami, di mana setiap bahasa di dunia ini terus-menerus berubah, berkembang, dan menyesuaikan diri dengan zaman.

Pada akhirnya, wacana untuk menghapus huruf "V" dari bahasa Indonesia mungkin mencerminkan keinginan untuk menyederhanakan sistem ejaan dan pengucapan. Namun, keputusan seperti ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati, mengingat bahasa bukanlah sekadar kumpulan huruf dan bunyi.

Bahasa adalah jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, yang memuat cerita tentang perjalanan manusia, interaksi antarbudaya, dan sejarah yang panjang. Huruf "V" mungkin hanyalah sebuah simbol kecil dalam seluruh sistem bahasa, tetapi di balik simbol itu tersimpan cerita panjang tentang keragaman, sejarah, dan identitas.

Menghapusnya berarti menghapus bagian dari cerita tersebut, bagian dari jati diri yang seharusnya kita lestarikan, bukan hilangkan.

Maka, mari kita hargai keberadaan huruf "V" ini, bukan hanya sebagai bagian dari bahasa Indonesia, tetapi juga sebagai bukti nyata bahwa bahasa kita kaya akan pengaruh dan terbuka terhadap perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun