Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Makan Malam Ala Mahasiswa Kantong Kering

26 Juli 2020   08:20 Diperbarui: 26 Juli 2020   13:31 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sudin kembali mendatangi kedua rekannya. Wajahnya cerah. Sehingga kedua rekannya semakin heran. Apakah kawan mereka ini sudah menderita halusinasi karena sudah dua hari tidak makan?

"Masing-masing pegang amplopnya..." Tukas Sudin lalu menyerahkan dua amplop kepada dua rekannya. Keduanya terheran-heran. "Ikut aku dan jangan banyak tanya." Tegas Sudin lagi penuh misteri.

Kedua rekannya mengikuti dengan penuh rasa bingung. Sudin mengarah ke tempat penerima tamu resepsi perkawinan. Akhirnya kedua kawannya mengerti. "Tapi....?" Kata Bahtok mau mengatakan bagaimana kalau mereka ketahuan sebagai penyusup.

Tetapi kata-katanya tidak diteruskan, karena Sudin sudah menyalami para penerima tamu dan menanda tangani buku tamu. Sudin menuliskan nama samaran, sehingga secara spontan kedua kawannya pun melakukan hal yang sama. Lalu Sudin memasukan amplop ke dalam tempat yang sudah disediakan.

Ketiganya menyambut piring dan sendok yang diserahkan oleh bagian makanan. Lalu mengambil nasi dan lauk pauk secukupnya. Kemudian memilih tempat duduk. Sambil berjalan diantara kursi, mereka melemparkan senyum kepada para undangan yang dilewati.

Bahtok dan Soparong memandang ke arah Sudin setelah mereka duduk diantara para undangan. "Ayolah, cepat makan. Tamu - tamu yang lain sudah pada antri tuh...!" Desis Sudin perlahan, sambil menunjuk ke arah para tamu yang menumpuk di bagian penerimaan tamu. Karena memang tamunya sangat ramai, sepertinya pestanya sangat besar.

Tanpa banyak bicara lagi ketiganya lalu melahap makanan di piring mereka masing-masing. Setelah makan mereka duduk sebentar, lalu setelah menyalami pengantin yang sepertinya bingung melihat wajah asing mereka, ketiga anak mahasiswa kantong kering itu segera meninggalkan resepsi pernikahan.

"Waduh, kenyang sekali saya..." Desis Bahtok sambil mengelus perutnya ketika mereka sudah meninggalkan tempat resepsi. "Saya juga sangat kenyang..." Kata Soparong. "Betul-betul makanan yang terenak yang pernah kudapat seumur hidupku..." Katanya lagi.

Sudin tersenyum memandang kedua kawannya. "Kenapa tadi ragu-ragu?" Tanyanya kepada kedua kawannya. "Habis, pergi ke resepsi pernikahan. Padahal kita tidak mendapat undangan..." Desah Bahtok agak sesak nafas karena kekenyangan.

"Siapa yang akan memeriksa apakah kita dapat undangan atau tidak?" Jelas Sudin melirik keduanya sambil tersenyum. "Benar juga, ya..." Desis Soparong membenarkan.

"Kalian berdua mengambil makanan berapa banyak sih tadi?" Tanya Sudin lagi ketika melihat kedua kawannya sangat kekenyangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun