Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mulutmu Adalah Harimau Mu

23 Juli 2020   19:56 Diperbarui: 25 Juli 2020   08:44 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Itulah." Kata Jonathan. "Sekeluar dari tembok penjara, aku berdiskusi dengan isteriku. Dia memberikan masukan, agar aku jangan lagi terlalu vokal. Lebih baik aku mengurusi keluarga saja. Toh lebih dari dua puluh tahun melakukan kegiatan sosial, tidak ada hasilnya. Selain secara ekonomi kami morat-marit, harta benda tak punya, tabungan tak punya sementara anak sudah mulai sekolah, dan aku juga hampir kehilangan nyawa."

"Jadi itu yang membuat kamu menyembunyikan diri di sini?" Tanya Robert meyakinkan dirinya.

"Betul. Akhirnya aku berjanji untuk menjaga mulutku. Karena mulutku adalah harimauku. Bahkan tiga bulan pertama, mulutku ini ku plester, hanya dibuka ketika makan dan minum saja. Setelah agak bisa menahan bicara, barulah tidak ku plester lagi."

Robert menarik nafas panjang sambil terus menggeleng-gelengkan kepala. Lama keduanya terdiam. "Kamu lahir ditempat yang salah dan di jaman yang salah." Desis Robert akhirnya. Lalu keduanya membisu lagi.

"Oh ya." Kata Jonathan memecahkan kebisuan mereka. Dari tadi aku terus yang memborong pembicaraan. Tentunya ada kepentingan khusus sampai jauh-jauh datang kemari?"

Robert tersenyum. "Dugaanmu memang tidak salah!"

"Jadi?"

"Aku menawarkan suatu kerja sama."

"Ah, yang benar saja." Tukas Jonathan. "Usiaku sudah hampir kepala lima. Tak ada energi lagi untuk melakukan pekerjaan berat."

"Ha.Ha.Ha."  Tawa Robert meledak. "Mana mungkin aku mengajakmu keluar masuk hutan seperti dulu. Sekarang aku sudah mendirikan NGO sendiri dan sewaktu di Hawaii aku bertemu sebuah lembaga donor yang mau mendukung penelitian tentang linguistik. Kami deal, dan dananya lebih satu miliar. Aku perlu telinga emasmu itu."

"Tapi aku tak mungkin meninggalkan kota ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun