Mohon tunggu...
bakulan opini
bakulan opini Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Literasi

Melek literasi itu lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Di Balik Tagar Indonesia Baik-Baik Saja, Propaganda Buzzer dan Solusi Islam Kaffah

30 Agustus 2024   06:56 Diperbarui: 30 Agustus 2024   06:58 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan tagar "Indonesia Baik-Baik Saja," yang ramai beredar di berbagai platform. Namun, di balik euforia digital ini, terdapat kenyataan pahit yang jauh dari gambaran ideal tersebut. Mantan Wakil Presiden Boediono bahkan mengingatkan bahwa Indonesia tidak selalu berada dalam kondisi baik-baik saja. 

Sementara itu, berbagai kelompok masyarakat, termasuk Panglima Manguni, malah merespons dengan pernyataan yang menyatakan sebaliknya . Di saat masyarakat menghadapi berbagai masalah, seperti ekonomi yang sulit, ketidakstabilan politik, dan pelayanan publik yang buruk, tagar tersebut terasa seperti ironi pahit yang menutupi realita sebenarnya.

Buzzer: Alat Pencitraan yang Menipu

Tagar "Indonesia Baik-Baik Saja" bukanlah fenomena spontan, melainkan hasil dari strategi pencitraan yang digerakkan oleh buzzer. Buzzer, dalam konteks ini, adalah mereka yang secara sengaja mengarahkan opini publik ke arah yang diinginkan oleh pihak tertentu. Dalam kasus ini, para buzzer berperan untuk membentuk persepsi bahwa Indonesia berada dalam kondisi aman dan terkendali, meski kenyataan berbicara sebaliknya . Fenomena ini menunjukkan betapa mudahnya publik dipengaruhi oleh narasi yang dikendalikan, sehingga mereka menerima informasi tanpa menyadari bahwa mereka sedang dimanipulasi.

Kesadaran Politik yang Rendah: Umat yang Terkecoh

Salah satu alasan mengapa propaganda buzzer bisa begitu efektif adalah rendahnya kesadaran politik di kalangan masyarakat. Banyak yang tidak memiliki pemahaman mendalam tentang apa yang sebenarnya terjadi di negeri ini. Akibatnya, mereka mudah terkecoh oleh propaganda yang disebarluaskan melalui media sosial dan platform digital lainnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya masyarakat memiliki pemahaman yang mendalam tentang politik dan kondisi negara agar mereka tidak menjadi korban manipulasi .

Selain itu, sebagian masyarakat cenderung menerima informasi yang sesuai dengan apa yang ingin mereka dengar, tanpa menyaring atau mempertanyakan kebenarannya. Padahal, dalam situasi seperti ini, penting untuk bersikap kritis dan tidak langsung mempercayai apa yang disajikan di media sosial. Rendahnya kesadaran politik ini adalah tantangan besar yang perlu segera diatasi agar masyarakat tidak terus-menerus menjadi objek manipulasi kekuasaan.

Islam Kaffah: Membangun Kesadaran dan Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Dalam Islam, pentingnya kesadaran politik dan pemahaman mendalam tentang realita kehidupan sangat ditekankan. Islam mengajarkan umatnya untuk berpikir secara cemerlang dan mendalam, serta menjalankan amar ma'ruf nahi munkar sebagai upaya menjaga kebenaran dan keadilan dalam masyarakat. Sistem Islam kaffah memiliki kurikulum pendidikan yang dirancang untuk membangun kesadaran politik yang tinggi, sehingga umat tidak mudah dipengaruhi oleh propaganda atau manipulasi .

Islam juga menekankan pentingnya berdakwah, mengajak pada kebaikan, dan mencegah kemungkaran. Dengan kesadaran politik yang dibangun melalui pendidikan Islam, umat akan lebih peka terhadap kondisi sosial-politik yang ada, serta memiliki semangat untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Dalam sistem Islam, umat bukan hanya sekedar pengikut, tetapi juga pengawas yang aktif terhadap jalannya pemerintahan.

Negara Sejahtera Tanpa Buzzer: Solusi dalam Sistem Islam

Dalam sistem Islam kaffah, negara tidak membutuhkan buzzer untuk menjaga citra atau menutupi kekurangan. Semua aparat negara di bawah naungan Islam adalah individu yang taat syariat dan profesional dalam menjalankan tugasnya. Mereka bekerja bukan untuk citra, tetapi untuk menjalankan amanah dan tanggung jawab yang diberikan oleh Allah .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun