Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan tagar "Indonesia Baik-Baik Saja," yang ramai beredar di berbagai platform. Namun, di balik euforia digital ini, terdapat kenyataan pahit yang jauh dari gambaran ideal tersebut. Mantan Wakil Presiden Boediono bahkan mengingatkan bahwa Indonesia tidak selalu berada dalam kondisi baik-baik saja.Â
Sementara itu, berbagai kelompok masyarakat, termasuk Panglima Manguni, malah merespons dengan pernyataan yang menyatakan sebaliknya . Di saat masyarakat menghadapi berbagai masalah, seperti ekonomi yang sulit, ketidakstabilan politik, dan pelayanan publik yang buruk, tagar tersebut terasa seperti ironi pahit yang menutupi realita sebenarnya.
Buzzer: Alat Pencitraan yang Menipu
Tagar "Indonesia Baik-Baik Saja" bukanlah fenomena spontan, melainkan hasil dari strategi pencitraan yang digerakkan oleh buzzer. Buzzer, dalam konteks ini, adalah mereka yang secara sengaja mengarahkan opini publik ke arah yang diinginkan oleh pihak tertentu. Dalam kasus ini, para buzzer berperan untuk membentuk persepsi bahwa Indonesia berada dalam kondisi aman dan terkendali, meski kenyataan berbicara sebaliknya . Fenomena ini menunjukkan betapa mudahnya publik dipengaruhi oleh narasi yang dikendalikan, sehingga mereka menerima informasi tanpa menyadari bahwa mereka sedang dimanipulasi.
Kesadaran Politik yang Rendah: Umat yang Terkecoh
Salah satu alasan mengapa propaganda buzzer bisa begitu efektif adalah rendahnya kesadaran politik di kalangan masyarakat. Banyak yang tidak memiliki pemahaman mendalam tentang apa yang sebenarnya terjadi di negeri ini. Akibatnya, mereka mudah terkecoh oleh propaganda yang disebarluaskan melalui media sosial dan platform digital lainnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya masyarakat memiliki pemahaman yang mendalam tentang politik dan kondisi negara agar mereka tidak menjadi korban manipulasi .
Selain itu, sebagian masyarakat cenderung menerima informasi yang sesuai dengan apa yang ingin mereka dengar, tanpa menyaring atau mempertanyakan kebenarannya. Padahal, dalam situasi seperti ini, penting untuk bersikap kritis dan tidak langsung mempercayai apa yang disajikan di media sosial. Rendahnya kesadaran politik ini adalah tantangan besar yang perlu segera diatasi agar masyarakat tidak terus-menerus menjadi objek manipulasi kekuasaan.
Islam Kaffah: Membangun Kesadaran dan Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Dalam Islam, pentingnya kesadaran politik dan pemahaman mendalam tentang realita kehidupan sangat ditekankan. Islam mengajarkan umatnya untuk berpikir secara cemerlang dan mendalam, serta menjalankan amar ma'ruf nahi munkar sebagai upaya menjaga kebenaran dan keadilan dalam masyarakat. Sistem Islam kaffah memiliki kurikulum pendidikan yang dirancang untuk membangun kesadaran politik yang tinggi, sehingga umat tidak mudah dipengaruhi oleh propaganda atau manipulasi .
Islam juga menekankan pentingnya berdakwah, mengajak pada kebaikan, dan mencegah kemungkaran. Dengan kesadaran politik yang dibangun melalui pendidikan Islam, umat akan lebih peka terhadap kondisi sosial-politik yang ada, serta memiliki semangat untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Dalam sistem Islam, umat bukan hanya sekedar pengikut, tetapi juga pengawas yang aktif terhadap jalannya pemerintahan.
Negara Sejahtera Tanpa Buzzer: Solusi dalam Sistem Islam
Dalam sistem Islam kaffah, negara tidak membutuhkan buzzer untuk menjaga citra atau menutupi kekurangan. Semua aparat negara di bawah naungan Islam adalah individu yang taat syariat dan profesional dalam menjalankan tugasnya. Mereka bekerja bukan untuk citra, tetapi untuk menjalankan amanah dan tanggung jawab yang diberikan oleh Allah .