Kebijakan pemerintah sering kali menjadi cermin dari visi pembangunan sebuah bangsa. Sayangnya, dalam banyak kasus, pemerintah kita tampaknya lebih fokus pada kebijakan populis seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) ketimbang memprioritaskan pembangunan infrastruktur dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Ketimpangan ini adalah salah satu bukti nyata bahwa kebijakan pemerintah tidak hanya kurang visioner, tetapi juga bisa dikategorikan sebagai tindakan yang "Keliru" dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan.
BLT: Solusi cepat yang mengabaikan akar masalah.
BLT sering dijadikan alat untuk meredam kegelisahan masyarakat miskin, namun hanya sebagai solusi instan tanpa efek jangka panjang.
Kebijakan ini penuh kelemahan:
1. Salah Sasaran
Banyak laporan menunjukkan bahwa penerima BLT tidak tepat, bahkan sering kali jatuh ke tangan mereka yang tidak membutuhkan. Sebaliknya, masyarakat yang benar-benar miskin justru tidak mendapatkan haknya.
2. Konsumtif dan Tidak Produktif
BLT biasanya digunakan untuk kebutuhan konsumsi sesaat, bukan untuk meningkatkan produktivitas atau kesejahteraan jangka panjang. Uang habis, masalah tetap ada.
3. Menciptakan Ketergantungan