Mohon tunggu...
mentas maning
mentas maning Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hajimete, Sebuah Petualangan di Negeri Sakura

31 Agustus 2018   15:37 Diperbarui: 31 Agustus 2018   15:45 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musim liburan sekolah berlalu , pengalaman kami berkunjung ke Negeri Sakura, bukan hanya untuk anak-anak saja tapi orang tua di Jepang menunggu acara di TV, yang bernama Hajimete Otsukai. Acara apa ya?

Hajimete Otsukai adalah acara anak-anak dimana seorang anak dididik untuk belajar berani keluar rumah seorang diri tanpa dampingan orang tua.

Acara Hajimete Otsukai ini menceritakan tentang anak-anak yang berusia sekitar 3-5 tahun diberi tugas oleh orang tuanya untuk membeli sesuatu di toko atau disuruh untuk mengantarkan barang kepada seseorang.

Hajimete Otsukai ini apabila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti, Hajimete = pertama kali dan Otsukai = dimintai bantuan. Jadi Pertamakali sang anak dimintai bantuan oleh orangtuanya.

Maksudnya adalah pemberian tanggung jawab kepada seorang anak agar anak membantu orang tuanya.

Keberhasilan dari pelaksanaan Otsukai ini bukan hanya kebanggaan bagi orang tua yang menganggap sang anak sudah besar tapi yang terpenting adalah tumbuhnya dalam jiwa sang anak rasa percaya diri dan keberanian serta bisa berbangga hati kalau dirinya bisa berjasa bagi orang tuanya.

Tugas yang diemban sang anak biasanya membeli makanan yang dipesan oleh mamanya di suatu toko atau supermarket.

Misalnya, membeli roti di toko roti, lalu dilanjutkan membeli daging dan bahan makanan lainnya. Untuk tugasnya itu, tentu saja orang tuanya sudah menakar kemampuan sang anak, dalam arti tidak memesan barang terlalu banyak dan berat.

Perlengkapan pergi belanja seorang diri ini, adalah uang yang ditaruh di dompet bertali yang digantungkan dileher dan ada juga yang membawa tas kecil yang berisi minuman.

Orang tua akan melepas sang anak di halaman rumah. Namanya anak kecil yang lugu, ada juga yang langsung menangis kencang karena sedih pisah dengan mamanya. Tapi bisa segera berhenti menangis setelah dibujuk rayu dan diberi semangat oleh orang tuanya.

Perjalanan dari rumah sampai toko yang dituju, bisa juga berjarak berkilo kilo, melewati beberapa lampu merah, jembatan, dan lain sebagainya.

Momen yang paling lucunya adalah selama diperjalanan itu, sang kameraman TV akan menyamar sebagai orang biasa dengan menenteng tas yang telah diisi kamera. Bagaimanapun juga keselamatan sang anak harus tetap dijaga, jadi selama perjalanan itu beberapa kru akan menyebar untuk membuntuti dan mengiringi sang anak sampai tempat tujuan.

Kehadiran para kru TV ini sama sekali tidak disadari oleh bocah kecil itu. Bahkan ada juga kru TV yang diajak ngobrol, disapa bahkan dimintai tolong untuk menunjukkan arah jalan.

Sepanjang perjalanan terlihat kalau sang anak begitu riang gembira, sambil bernyanyi nyanyi, memberi salam siapapun yang menyapanya.

Biasanya rute yang dilalui si anak adalah rute yang sudah familiar dan sering dilewati bareng mamanya ketika berbelanja bersama. Jadi ketika sang anak harus pergi sendiri, ia merasa tidak khawatir karena sudah hapal dan ingat arah tujuannya.

Ketika sampai toko yang dituju, disinilah banyak happening yang bisa bikin kami keluarga tertawa. Misalnya, sang anak yang harus mendorong troli atau keranjang belanjaan yang ukurannya tidak jauh beda dengan ukuran badannya sendiri.

Belum lagi ketika harus ngambil barang yang dia sendiri tidak sampai untuk meraihnya. Lalu sang anak akan berputar putar dalam toko sambil mengingat ingat belanjaan apa yang mamanya pesan ketika di rumah.

Pemilik toko biasanya sudah diinformasikan tentang hal ini, agar tidak membantu anak yang sedang kebingungan, kecuali sang anak meminta bantuan untuk diambilkan sesuatu. Setelah itu para pegawai toko hanya mengawasi gerak gerik sang anak dari kejauhan.

Setelah selesai berbelanja, pembayaran pun dilakukan di kasir. Karena belum mengerti nominal uang, maka sang anak akan menumpahkan isi dompetnya bahkan ada juga yang memberikan dompetnya kepada petugas kasir untuk membayar semua belanjaanya.

Belanjaan yang dibawa oleh tangan mungilnya itu, cukup membuat kami terenyuh melihatnya. Perjuangan membawa belanjaan sampai rumah terkadang bagian yang membuat saya sampai meneteskan air mata.

Bagian dalam cerita dimana sang anak tersandung jatuh yang membuat isi belanjaannya tumpah semua. Atau saat sang anak yang sudah merasa keberatan dengan plastik bawaannya dan harus berhenti beberapa kali untuk istirahat sejenak sambil sesekali mengelap keringatnya.

Terkadang ditengah perjalananpun ada yang menangis tersedu-sedu karena merasa tidak mampu lagi untuk membawa belanjaan dan melanjutkan perjalanannya atau sesenggukan nangis karena kangen dan teringat mamanya di rumah.

Duh hati kayanya nyess banget melihat kegigihan mereka untuk membantu orang tuanya itu.

Walaupun berat dan susah serta banyaknya kendala yang ada tapi sang anak akan terus ganbaru( berusaha) untuk bisa membawa pesanan mamanya sampai ke rumah.

Apalagi sebelumnya sang ibu bercerita kalau makanan yang dipesannya itu untuk bahan makanan buat nanti dimakan bersama.

Ucapan ini yang membuat sang anak seperti ada tanggung jawab besar yang diembannya untuk terus melanjutkan perjalanan, karena menganggap kalau mamanya pasti sangat menbutuhkan barang ini segera.

Karena sudah letih, biasanya perjalanan pulang akan terasa lama karena suasana hati sudah tidak seperti ketika berangkat tadi.

Kantong belanjaan pun ada yang dibawanya setengah diseret, sehingga kantong menjadi bolong dan isinya pun sudah hancur berantakan.

Setelah sampai di rumah, sang bunda biasanya sudah menunggu dihalaman dengan kedua tangan yang terbuka lebar, siap memeluk buah hati kecilnya yang saat itu pun sang anak akan langsung berlari kemamanya sambil menangis tersedu sedu memberikan barang belanjaan yang isinya sudah hancur kepada mamanya. Sambil mendengarkan penjelasan anaknya tentang belanjaannya itu, sang mama pun akan menangis dan sesekali menyiumi anaknya sambil mengucapkan arigatou ne, arigatou ne!! ( terimakasih ya)

Memang intinya bukan kepada barang belanjaan yang dibeli sang anak tapi keberanian anak untuk lepas dari orang tua dan rasa peduli anak yang tumbuh ketika orang tuanya sedang kesusahan saat itu.

Bagi orang tua berhasilnya Hajimete Otsukai ini merupakan prestasi yang luarbiasa bagi si anak, hendaklah pujian diberikan untuk lebih membangun rasa percaya diri dan yakin bahwa walau dirinya yang masih kecil ini pun bisa membantu mamanya yang sedang kesusahan.

Acara TV ini lah yang membuat saya begitu terispirasi untuk (mencoba) meminta pertolongan kepada anak pertama saya ketika berumur 4tahun.

Saat itu saya berpura pura kalau bahan makanan yang dirumah sudah habis dan perlu segera dibeli untuk dimasak.

Sebelum berangkat saya membekalinya dengan petuah untuk mentaati rambu lalu lintas dan hati-hati di jalan.

Dompet bertali dan kunci rumah pun saya kalungkan dileher anak saya. Ternyata agar barang yang saya pesan tidak lupa, anak saya mencatat di kertas , list belanjaannya, ditulis dengan huruf hiragana yang berantakan. Melihat ini saja, sudah membuat saya bergetar terharu.

Kemudian saya, suami dan sang adik melepas dari depan lift rumah. Dari atas saya melihat, langkah kecilnya menaiki tangga menuju keluar gerbang apartemen.

Karena bukan acara TV yang banyak kru-krunya untuk mengawasi keselamatan sang anak, maka kami sekeluarga menjadi kru-krunya, yang bertugas mengawasi gerak langkah anak kami.

Berjarak beberapa ratus meter kami mengikuti dari belakang, terkadang harus ngumpet di pepohonan, karena tiba-tiba anak saya mendadak berhenti untuk istirahat.

Kami agak lega ketika anak saya berhasil melewati lampu merah, dan bisa sampai di supermarket dengan selamat.

Nah disinilah kejadian yang paling mencengangkan dan membuat dada saya berdebar debar. Karena bukan saja kami yang harus gesit mengikuti kemana anak kami melangkah tanpa ketahuan olehnya, tapi kami pun harus pasrah dengan tatapan curiga para pegawai supermarketnya.

Mungkin karena penampilan kami yang aneh dengan kacamata hitam dan masker putih yang menutupi setengah wajah, ditambah gerak gerik badan setengah membungkuk dan lari lari kecil diantara lorong-lorong supermarket. Mencurigakan banget pastinya, untungnya gak ditangkep petugas keamanan waktu itu. Fiuhhh

Setelah anak saya belanja, dan melakukan pembayaran dikasir. Sudah diduga kalau anak saya langsung memberikan dompetnya kepada petugas kasir. Saat itu sepertinya petugas kasir sudah mengerti skenario kalau anak kecil yang dihadapannya itu sedang menjalankan tugas (otsukai).

Setelah selesai belanja, kami selaku kru-krunya langsung bubar jalan dan berbagi tugas. Tugas saya adalah harus buru-buru pulang ke rumah untuk menyambut anak saya di depan pintu. Dan suami saya tetap membuntuti anak saya dari belakang selama perjalanan menuju rumah.

Selama perjalanan pulang membuntuti anak saya itu, saya hanya bisa dengar cerita dari suami. Menurut suami saya, anak saya pun beberapa kali ngaso untuk istirahat sebentar, jongkok di pinggir jalan. Atau sesekali membenarkan pegangan belanjaannya, pindah dari tangan kanan ke kiri, ke kiri pindah kekanan.

Ketika bel rumah berbunyi dan terdengar teriakan nyaring anak saya ketika masuk rumah dan berucap, "mama tadaimaaa!" (Saya pulangg!)

Saya yang sudah menunggu di genkan (depan pintu) menyambutnya dengan memeluk tubuh kecilnya itu.

Sambil menyeka air mata yang menetes dengan sapu tangan karena terharu, saya melihat anak saya mengeluarkan satu per satu belanjaannya, semua lengkap sesuai pesanan, ada tahu, roti dan wortel.

Terimakasih Hiro. Arigatou.

Saat makan malam, kami menyantap lahap makanan yang bahannya dibeli oleh anak saya tadi, sambil kami semua memuji muji kehebatannya karena berani pergi sendiri dan bersedia menolong orang tua yang kesusahan.

Sepertinya Hajimete Otsukai ini jadi pelajaran yang sangat berharga buat dirinya sebagai suatu prestasi besar dan kebanggaan kalau dirinya sudah menjadi 'dewasa' ;D

Selamat berakhir pekan,salam hangat selalu, hajimete jep

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun