Mohon tunggu...
mentari armayanti
mentari armayanti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 3 Melaya

banyak hal baru menarik yang bisa kita lakukan jika kita keluar dari zona nyaman.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar dari Kehidupan, Bagaimana Pragmantisme Mengubah Wajah Pendidikan di Era Modern

4 Desember 2024   07:33 Diperbarui: 4 Desember 2024   07:39 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kekuatan dan Tantangan Pragmatisme dalam Pendidikan

Kekuatan
Pragmatisme membawa banyak kekuatan dalam konteks pendidikan modern yang tidak bisa diabaikan. Salah satunya, metode yang berorientasi pada hasil dan relevansi memberikan siswa persiapan yang lebih baik untuk menghadapi realitas dunia yang terus berubah. 

Di zaman yang serba kompetitif ini, siswa tidak hanya dituntut untuk siap menghadapi ujian, tetapi juga diharapkan mampu tidak hanya memahami teori, tetapi juga menerapkannya dalam situasi nyata. Dengan demikian, pendidikan pragmatis membuat mereka lebih mandiri, berpikir kritis, dan kreatif dalam menyelesaikan masalah.

Siswa yang terpapar pada pendekatan ini biasanya lebih proaktif dalam belajar dan memiliki motivasi internal yang lebih tinggi. Mereka diajarkan untuk berkolaborasi, berkomunikasi, dan berpartisipasi aktif dalam lingkungan sosial mereka. 

Misalnya, ketika siswa terlibat dalam proyek kolaboratif, mereka tidak hanya belajar tentang materi pelajaran, tetapi juga mengasah keterampilan interpersonal yang sangat diperlukan dalam dunia kerja. Dengan cara ini, mereka menjadi individu yang lebih baik dan lebih siap berkontribusi pada masyarakat, baik itu melalui inovasi, kepemimpinan, maupun partisipasi sosial.

Selain itu, pendidikan pragmatis memberikan ruang untuk pengembangan karakter dan keterampilan emosional. Siswa didorong untuk berfikir tentang etika dan nilai-nilai, yang sangat penting dalam membentuk individu yang bertanggung jawab. 

Mereka belajar menghargai perspektif orang lain dan memecahkan konflik secara konstruktif. Semua ini tidak hanya memperkaya pengalaman belajar mereka tetapi juga membekali mereka dengan kemampuan untuk menjadi pemimpin yang baik di masa depan.

Tantangan

Tentu saja, di balik semua kekuatan tersebut, ada beberapa tantangan dalam menerapkan pragmatisme dalam pendidikan. Salah satu tantangan utama adalah adanya resistensi dari sistem pendidikan yang masih terjebak pada tradisi. Sistem pendidikan yang kita kenal sering kali diwarnai oleh metode dan kurikulum yang kaku, mengandalkan pengajaran berbasis hafalan dan ujian standar yang monoton. Ini membuat banyak sekolah lebih memilih cara lama karena sudah terbiasa dengan metode tersebut, tanpa mempertimbangkan perubahan yang dibawa oleh pragmatisme.

Di samping itu, terdapat pula kekhawatiran mengenai pengukuran hasil pendidikan. Di lingkungan pendidikan tradisional, keberhasilan sering kali diukur melalui ujian dan nilai akademis. Namun, hasil dari pendekatan pragmatis, yang banyak berfokus pada pengalaman dan aplikasi nyata, sulit untuk diukur dengan standar ini. 

Misalnya, jika seorang siswa belajar tentang pengelolaan proyek melalui pengalaman kerja di dunia nyata, bagaimana cara kita mengevaluasi efektivitas pembelajaran tersebut dengan angka? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun