Mohon tunggu...
Widianto.H Didiet
Widianto.H Didiet Mohon Tunggu... Model - Pria Tampan Pencari Cinta

Seorang pecinta seni yang mencari makan dari dunia kreatif, suka jalan jalan selama tidak menyusahkan dan tentunya sangat menikmati Wisata Kuliner sebagai kebutuhan wajib yang tidak bisa ditinggalkan. Aktif di dunia fotografi sebagai praktisi, hobi dan sekaligus pengisi pundi pundi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Nude Photography

5 Oktober 2012   09:08 Diperbarui: 17 September 2015   20:29 15891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13494356091122581932

Sebetulnya apa sih seninya Nude Photography? Benarkah itu sebuah Seni atau Sekedar menjadikan Pornografi berkedok Seni? Mari kita perdalam.

Sekali lagi, Nude Photography adalah memotret manusia secara polos tanpa busana. Apakah cukup asal jepret saja? Tidak semudah itu. Nude Art Photography adalah sebuah tantangan, bagaimana membuat foto dari model wanita atau pria tanpa menimbulkan birahi. Itu adalah intinya.

Seorang manusia tanpa busana tentu saja dapat menimbulkan gairah bagi lawan jenisnya. Tugas seorang fotograferlah yang harus bisa menampilkan sang manusia atau sang model tidak terlihat seolah-olah "menjual" sensualitas dirinya secara mesum pada pemirsa fotonya.

Sesimple itu? tidak juga. Sang Fotografer harus bisa menjadi orang yang sangat mengerti akan lekuk tubuh dari modelnya. bagaimana aura keindahan dari tubuh model dapat di tampilkan tanpa menjadi sebuah karya yang mesum. Sungguh suatu perjuangan tersendiri.

Permasalahan yang sering terjadi bahkan menjadi penghambat adalah moralitas. Banyak sekali pemirsa foto yang tanpa tedeng aling-aling mencap semua karya Nude Photography adalah pornografi. Padahal jauh sekali perbedaan antara Art dan Porn.

Pornografi (pornography) dibuat dengan tujuan "memuaskan" pemirsa foto secara seksual. berbeda dengan Art pada Nude Photography. Sebuah karya Pornography baru bisa dibilang berhasil jika pemirsa bisa terangsang dengan karya tersebut, dimana pada  Nude Art Photography sebuah karya tidak boleh memancing birahi pemirsanya. Nude Art Photography baru bisa disebut seni jika pemirsa tidak mengalami rangsangan birahi, namun bisa menikmati keindahan dari karya yang dibuat.

Nah, Kesulitan dari Seni ini adalah perbedaan pola pikir dari para pemirsanya, dimana bisa berlaku bagi pemirsa dari sebuah komunitas, negara ataupun budaya yang mana akan mempengaruhi pola pikir dalam menilai sebuah karya seni.

Sebagai contoh, di prancis pada tahun 1851 seorang fotografer dihukum karena membuat sebuah Nude Photography. tapi lihat di tahun 2012 ini, Nude Photography disana telah diterima sebagai sebuah aliran Seni yang dihormati seiring dengan perubahan budaya dan pola pikir bangsa tersebut.

Bagaimana di negara kita? Secara jujur bangsa kita adalah bangsa yang mudah sekali terpengaruh budaya luar, apalagi soal etika, moral dan segalanya. Agama dan budaya importpun mempengaruhi budaya bangsa kita yang Timur ini. contoh, cara berbusana, pola pikir dan sebagainya.

Soal busana, sadarkah wahai bangsa Indonesia bahwa pada jaman dahulu saat Indonesia benar-benar timur (tanpa terpengaruh budaya barat) kaum wanita Indonesia itu bertelanjang dada? dengan masuknya budaya barat (baca: Budaya Luar, entah arab,cina, eropa ataupun amerika) barulah para wanita itu menutup dadanya. Bahkan budaya telanjang dada ini masih bisa ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia. Bukan berarti karena telanjang dada berarti tingkat perkosaan tinggi, perkosaan pada jaman dulu nyaris tidak ada,. Kaum Pria sudah biasa melihat dada terbuka sehingga tidak terjadi kekerasan seksual, bahkan di Jawa, agama asli Jawa yang saat ini disebut Kejawen, membuat orang tidak berlaku brutal dan berlaku santun. (sumber: Dharmagandul & Sabda Palon - jangan dibahas ini ya.. bukan artikel agama!)

Berhubung gak boleh masang foto ART disini, klik kalimat ini aja ya buat ilustrasi fotonya wanita Indonesia Jaman dulu..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun